Kampus Jadi Medan Konflik: Tangan Dingin N dan R.M di Balik Aksi Premanisme?

Indonesia Investigasi 

 

Aceh – 17 April 2025 – Kerusuhan pecah di Kampus Universitas Abulyatama, Aceh Besar, yang diduga dipicu oleh tindakan N dan R.M. Keduanya disebut-sebut sebagai pihak yang memerintahkan sekelompok orang tak dikenal, diduga preman, mengenakan seragam bertuliskan “Satgas”, untuk masuk paksa ke lingkungan kampus.

 

Bacaan Lainnya

Peristiwa ini bermula pada Senin dini hari (14 April 2025) sekitar pukul 02.00 WIB. Kelompok tersebut dikabarkan menyerang salah satu petugas keamanan kampus, mengusir seluruh satpam dan karyawan, serta merusak sejumlah fasilitas seperti memotong kabel CCTV.

 

Merespons hal tersebut, pada Senin pagi, mahasiswa Universitas Abulyatama menyuarakan keberatan atas keberadaan kelompok berseragam “Satgas” itu. Mereka melakukan aksi protes dan menuntut agar kelompok tersebut segera meninggalkan kampus. Namun, tuntutan tersebut diduga diabaikan oleh pihak N dan R.M.

 

Keresahan kemudian meluas hingga ke masyarakat sekitar. Gabungan mahasiswa, warga Mukim Ateuk, Kecamatan Kuta Baro, serta sejumlah dosen dan karyawan kampus melakukan konsolidasi dan menyampaikan pemberitahuan aksi damai kepada pihak kepolisian.

 

Aksi Damai Berujung Ketegangan

 

Hari ini, Kamis (17 April 2025), ribuan massa menggelar aksi damai mulai pukul 09.00 WIB dengan lima tuntutan utama:

 

1. Menolak tegas keberadaan preman di Kampus Universitas Abulyatama yang telah meresahkan warga sekitar.

 

 

2. Menuntut agar pihak tidak dikenal berseragam “Satgas Universitas Abulyatama” serta pihak yang mengaku sebagai pejabat kampus segera meninggalkan area kampus, yang berdiri di atas tanah milik pribadi atas nama R.J, E.Z, M.Y, M.K, M.R, dan M.Rd.

 

 

3. Meminta aparat kepolisian bertindak tegas terhadap para pelaku kekerasan dan pengrusakan serta memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat.

 

 

4. Mendesak pengosongan kampus paling lambat hari ini pukul 15.00 WIB.

 

 

5. Mengecam tindakan intimidasi terhadap dosen dan karyawan yang telah lama mengabdi di kampus tersebut.

 

 

 

Alih-alih merespons secara damai, kelompok berseragam “Satgas” justru mengunci gerbang kampus untuk menghalangi massa masuk. Menurut beberapa saksi mata, kelompok tersebut juga memprovokasi massa dengan melempar batu dan menyiapkan kayu sebagai alat bentrokan.

 

Salah satu saksi bernama Iqbal mengatakan, “Massa yang awalnya damai, terprovokasi dan mendobrak gerbang untuk melanjutkan aksinya ke gedung rektorat. Namun malah diserang dengan lemparan batu dan pukulan kayu oleh orang-orang berseragam itu.”

 

Rekam Jejak N dan Reaksi Dosen

 

Tindakan yang diduga dilakukan oleh N menuai kritik tajam dari kalangan dosen. Mereka menilai bahwa bila merasa memiliki hak atas kampus, seharusnya N dan R.M menempuh jalur hukum, bukan dengan mengerahkan preman.

 

“Ini tidak mencerminkan beliau sebagai orang yang terdidik,” ujar salah satu dosen yang enggan disebutkan namanya.

 

Diketahui sebelumnya, N juga sempat menuai kontroversi saat melakukan pelantikan rektor tandingan di kampus Abulyatama dengan membawa ratusan orang tak dikenal, yang berujung pada kerusakan sejumlah fasilitas kampus.

 

Tak hanya itu, isu lama kembali mencuat. N disebut-sebut pernah terseret dalam dugaan kasus penjualan ijazah ketika menjabat sebagai rektor di salah satu institusi pendidikan tinggi di Jakarta, yang kini kembali menjadi sorotan media Aceh.

 

Desakan Tegas dari Warga dan Civitas Akademika

 

Masyarakat serta civitas akademika Universitas Abulyatama mendesak aparat penegak hukum agar segera bertindak tegas, profesional, dan adil untuk menjaga ketertiban serta marwah dunia pendidikan dari praktik-praktik kekerasan, intimidasi, dan premanisme.(Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *