Indonesiainvestigasi.com
Banda Aceh-Dayah Misbahusshalihin Al Waliyah Gampong Pande, merupakan salah satu dayah Salafiyah (tradisional) di Kota Banda Aceh, berdiri sejak 4 Februari 2020 terus berbenah, ungkap Abi Misbahul Munir, S.Pd.
Satu-satunya dayah tradisional di Banda Aceh yang memiliki Laboratorium Multimedia bantuan dari Kementerian Ketenaga Kerjaan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, telah berhasil mencetak kader vokasi multimedia perdana di Tahun 2023.
Sebagai informasi santrinya berasal dari Banda Aceh, Aceh Besar, Abdya, Aceh Selatan, Aceh Jaya, Simeulu, Aceh Barat, Nagan Raya, Jambi, Medan dan Riau. Seluruh santri tersebut melakukan Safari Ramadhan di kampung halamanya selama bulan Ramadhan, ungkap Abi Munir.
Dayah ini terakreditasi B, kini resmi mengantongi izin program Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) di akhir Tahun 2024, ungkap Pimpinan Dayah Misbahusshalihin Al Waliyah. Program SPM merupakan salah satu program unggulan Kementerian Agama Republik Indonesia pada Dirjen Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren.
Sebagai informasi di Banda Aceh Tahun 2024 sebanyak 3 Dayah tradisional yang telah memperoleh izin pelaksanaan SPM yaitu; Dayah Misbahusshalihin Al Waliyah, Al Fathani Darussalam serta Dayah Mini Aceh, ungkap Kabid SDM dan Manajemen Disdik Dayah Kota Banda Aceh, Muhammad Syarif, SHI, M.H, karna itu Disdik Dayah Kota Banda Aceh terus mendorong lahirnya SPM pada sejumlah dayah tradisional, sehingga ciri khas dayah terhadap penguasaan kitab thurats bagi santrinya terpelihara dan berjalan dengan lancar.
Lebih Lanjut Abi Munir mengatakan pada Tahun 2025, selama bulan Ramadhan Dewan Guru dan Santri yang berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Aceh dan Sumatera menggelar Safari Ramadhan 1446H, karna itulah Dayah ini libur total selama bulan Ramadhan sebagai bagian dari pengabdian Santri dan guru dayah pada masyarakat, ungkap Alumni Dayah Darussalam Al Waliyah, Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Sejak 20 Februari hingga 27 Februari 2025 Dewan Guru Dayah Misbahusshalihin Al Waliyah menggelar sosialisasi program Satuan Pendidikan Muadalah (SPM) pada sejumlah siswa SD, MTsN di Kab/kota meliputi; Abdya, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Simeulu, Aceh Barat, Aceh Besar, Banda Aceh, Nagan Raya.
Langkah ini dilakukan dalam rangka rekruitmen santri baru program SPM pada Dayah Misbahusshalihin Al Waliyah. Dengan keluarnya izin SPM maka seluruh santri dayah tradisional ijazahnya diakui negara baik jenjang Ulya (setara SMA/MA/SMK/MAK) maupun Wustha (setara SMP/MTs).
Keungulan SPM adalah para Santri mumpuni dibidang kitab thurats (kitab gundul) yang menjadi ruhya dayah tradisional, sehingga saat melanjutkan keperguruan tinggi khususnya prodi Agama atau melanjutkan study ke Kairo, Mesir tidak terkendala lagi.
Karna itu Ayah dan Bunda tidak perlu kuatir lagi memasukkan anaknya pada Dayah tradisional yang telah memperolah izin program SPM. Karna ijazahnya bisa digunakan juga untuk melamar CPNS serta masuk TNI/POLRI. (JZ01CPR)
(A.Iqbal, SE / MIK)