Indonesia Investigasi
BIREUEN, Rabu 27 Agustus 2025 – Kreativitas mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Almuslim kembali melahirkan inovasi bermanfaat. Kali ini, sekelompok mahasiswa mengembangkan alat pengusir hama otomatis yang mampu mengusir tidak hanya burung, tetapi juga tikus, kelelawar hingga walang sangit yang sering merusak hasil pertanian.
Ketua tim pengembangan alat, Al Muzzammil, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim, menyampaikan bahwa ide ini lahir dari keresahan petani yang kerap kehilangan hasil panen karena serangan hama.
“Kami ingin menghadirkan teknologi sederhana tapi berdampak nyata. Alat ini bekerja otomatis, hemat energi, dan ramah lingkungan. Harapan kami, petani bisa tersenyum lega karena panennya lebih aman,” ujarnya penuh semangat.
Alat ini sedang dilakukan uji coba di lahan padi gogo Universitas Almuslim yang terdapat di Desa Darussalam, Kecamatan Peusangan Selatan, Kabupaten Bireuen.
Alat pengusir hama ini bekerja dengan cara mengeluarkan gelombang suara dengan frekuensi tertentu yang akan mengganggu hama sasaran. Tidak mematikan hama, tetapi efektif membuat mereka merasa terganggu dan tidak betah berada di sekitar alat ini. Dengan teknologi swing frequency, alat ini mampu menghasilkan frekuensi naik turun secara otomatis sehingga hama tidak kebal dan tetap efektif dalam jangka panjang.
Alat ini fleksibel dipasang di sawah, kebun, hutan, maupun rumah.
Untuk pemakaian di sawah, kebun, dan hutan dapat menggunakan baterai/aki dan panel surya.
Untuk pemakaian di rumah bisa menggunakan baterai/aki, listrik PLN, maupun panel surya.
Berdasarkan uji coba, alat ini terbukti efektif mengusir hama seperti:
Burung pipit atau burung emprit
Tikus
Kelelawar/kalong/kampret/codot
Babi hutan
Monyet liar
Berbagai jenis serangga perusak tanaman
Kepala LPPM Universitas Almuslim, Dr. Afkar, M.Pd., mengapresiasi kreativitas mahasiswa.
“Setiap inovasi mahasiswa adalah cahaya kecil yang menerangi jalan besar. Inovasi ini sejalan dengan semangat kampus wakaf, tempat ilmu bukan hanya disebarkan, tetapi juga dipersembahkan untuk masyarakat luas.”
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dani Pratama Putra, S.Pi., M.Ling, turut bangga dengan karya mahasiswa bimbingannya.
“Alat ini bukti nyata bahwa belajar tidak berhenti di ruang kelas. Ilmu yang mereka dapatkan mampu menjelma menjadi solusi nyata bagi petani. Inilah esensi pengabdian.”
Sementara itu, Rektor Universitas Almuslim, Dr. Marwan, M.Pd., menyampaikan bahwa universitas mendukung penuh terobosan mahasiswa.
“Universitas Almuslim sebagai kampus wakaf hadir untuk membebaskan masyarakat dari belenggu keterbatasan. Ketika mahasiswa berkreasi, maka sejatinya mereka sedang menuliskan ayat-ayat pengabdian. Inovasi pengusir hama otomatis ini adalah bukti bahwa kampus wakaf selalu hidup bersama denyut nadi masyarakat.”
Alat pengusir hama otomatis karya mahasiswa KKM Universitas Almuslim ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk membantu petani meningkatkan produktivitas. Dengan lahirnya karya kreatif tersebut, semangat mahasiswa Almuslim semakin menegaskan bahwa kampus wakaf bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ladang amal yang terus berbuah untuk masyarakat.
Muhammad Yanis