Sembilan Organisasi Pekerja/Buruh Di Kutai Timur Sepakat Tunda Demo Besar-Besaran, Jaga Stabilitas Ekonomi dan Kondusifitas

 

Indonesia InvestigasiĀ 

 

SANGATTA, KUTAI TIMUR – IndonesiaaInvestigasi.com – Rabu 3 September 2025 – Sembilan organisasi pekerja/buruh formal dan informal di Kabupaten Kutai Timur.

Bacaan Lainnya

Yaitu Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPKEP-KSPI), Serikat Buruh Sejahtera Indonesia 1992 (SBSI92), Serikat Pekerja Nasional, Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPKEP-SPSI), Federasi Pertanian, Perkebunan dan Konstruksi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FPPK-SBSI), Federasi Serikat Buruh Kehutanan, Perkebunan, Pertanian Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FHUKATAN-KSBSI).

Asosiasi Seluruh Pekerja Kabupaten Kutai Timur (ASPEK KUTIM), HSE Indonesia Kutai Timur dan Gabungan Rakyat Untuk Daerah Kutai Timur (GARUDA KUTIM), telah melakukan analisa SWOT dan risk assessment bersama-sama, dan sepakat menunda unjuk rasa besar-besaran dalam waktu dekat karena kita berada ditengah-tengah pertarungan para raksasa dan demi menghindari eskalasi konflik meluas, menjaga stabilitas ekonomi dan kondusifitas di Kabupaten Kutai Timur.

Perdhana Putra sebagai Ketua FSPKEP-KSPI, HSE Indonesia, Sekretaris Umum ASPEK KUTIM, GARUDA KUTIM dan Tim Deteksi Dini Kerawanan Ketenagakerjaan di Kabupaten Kutai Timur, mengatakan dalam satu minggu terakhir, Indonesia mengalami fenomena demonstrasi anarkis diberbagai daerah yang semangkin mengkhawatirkan, pada umumnya penyebab terjadinya tindakan anarkis yang dilakukan oleh para demonstran pada saat melakukan unjuk rasa antara lain faktor kekecewaan, adanya provokasi, psikologis massa (deindividuation, convergency, social contagion dan emergence norm), kurangnya koordinasi dengan pihak kepolisian dan rendahnya pengendalian massa oleh kepolisian.

Menyikapi kejadian-kejadian negatif diberbagai daerah di Indonesia, ketua-ketua dari organisasi pekerja/buruh di Kutai Timur telah mengeluarkan intruksi tegas kepada semua anggota pekerja/buruh di Kutai Timur dan berkomitmen untuk satu komando, tetap tidak perlu ikut dalam unjuk rasa, menghindari atau menjauhi titik-titik rawan aksi/unjuk rasa yang sedang berlangsung, dan STOP ikut meneruskan/mendistribusikan dan/atau menahan diri agar tidak terhasut dengan informasi berulang-ulang yang sifatnya provokatif dan tidak bertanggung jawab, serta melakukan kampanye/ aktifitas/kegiatan untuk Kutai Timur damai dan anti kekerasan.

Unjuk rasa yang dilakukan beberapa hari terakhir di Sangatta, Kutai Timur, belum tersampaikan aspirasi daerah khususnya tentang tenaga kerja dan kesejahteraan pekerja/buruh di Kutai Timur.

Artinya, siapa lagi yang harus menyuarakan kesejahteraan pekerja/buruh kalau bukan pekerja/buruh itu sendiri. Kami tidak melakukan unjuk rasa saat ini karena menghindari eskalasi konflik.

Setelah semuanya kondusif dan jika akan melakukan aksi, kami dari organisasi pekerja/buruh akan mengikuti Tata Cara Penyampaian Pendapat di Muka Umum sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia. Tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan, bagi elemen masyarakat dan/atau mahasiswa-mahasiswa di Kutai Timur yang melakukan demonstrasi agar menghindari kelakuan yang dapat membuat publik atau masyarakat umum sakit hati dan berdampak menjadi anti terhadap kegiatan unjuk rasa.

Salah satu tujuan demonstrasi adalah mendapat simpati, dukungan publik dan empati, jangan sampai sebaliknya akan menjadi public enemy atau musuh masyarakat. Selalu prioritaskan tiga aspek Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) antara lain: hak demonstran, hak masyarakat umum dan hak aparat keamanan.

Terakhir, kami mengharapkan legislatif dan eksekutif Kutai Timur dengan semua Serikat Pekerja/Buruh di Kutai Timur dapat duduk bersama-sama secepatnya membahas dan melakukan aksi nyata dari semua tuntutan yang tertunda/belum tersampaikan oleh Serikat Pekerja/Serikat Buruh Kutai Timur pada saat Diskusi Panel Peringatan Hari Buruh Sedunia di Kutai Timur Tahun 2025.

(Bambang)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *