Indonesiainvestigasi, Sigli – Sebanyak 80 personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Kodim 0102/Pidie mengikuti pelatihan manajemen pendampingan Pompanisasi secara virtual di Aula Salimudin, Kodim 0102/Pidie, Kabupaten Pidie. Rabu (09/10/2024)
Acara ini juga dihadiri oleh Pgs. Pasi Ter Kodim 0102/Pidie, Kapten Cke Irjuedysah, dan Bati Wanwil Staf Ter Kodim 0102/Pidie, Serka Imam.
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Babinsa dalam mendukung program pertanian nasional, khususnya terkait pengairan melalui pompanisasi. Program ini diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi petani, terutama terkait keterbatasan sumber air akibat perubahan iklim dan bencana alam lainnya.
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Dr. Muhammad Amin, SP, M.Si, menekankan pentingnya kolaborasi antara TNI dan Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan nasional.
Hal tersebut juga diperkuat oleh Wakil Asisten Teritorial Kasdam Iskandar Muda, Letnan Kolonel Inf Tony Setyo Widodo, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian atas kepercayaan yang diberikan kepada TNI sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan.
“Terima kasih kepada Kementan yang telah mempercayakan program ini kepada kami. Semoga pelatihan ini dapat membantu Babinsa mendukung program pompanisasi di lapangan sehingga produktivitas pertanian dapat meningkat di masa depan,” ujar Letkol Inf Tony Setyo.
Letkol Inf Tony juga berharap agar seluruh Babinsa yang mengikuti pelatihan, baik secara daring maupun luring, mampu menyerap materi dengan baik. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam sesi tanya jawab untuk memahami secara detail teknis program yang disampaikan, sehingga penerapannya di lapangan berjalan optimal.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dr. Idha Widi Arsanti, S.P., M.P., secara resmi membuka pelatihan ini dan menegaskan bahwa program pompanisasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi krisis pangan. Menurutnya, tantangan sektor pertanian tidak hanya disebabkan oleh bencana alam dan perubahan iklim, tetapi juga oleh masalah distribusi pangan.
“Pompanisasi menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui optimalisasi pengairan. Kami berharap Babinsa yang terlibat dalam program ini dapat membantu petani memanfaatkan pompanisasi secara efektif,” kata Dr. Idha.
Ia juga menambahkan bahwa sinergi antara Kementan dan TNI akan memperkuat upaya Indonesia dalam mencapai target sebagai lumbung pangan dunia pada 2045.
Diketahui, Babinsa sebagai pembina desa juga merupakan ujung tombak dalam mendampingi kelompok tani. Mereka memiliki peran krusial dalam membantu petani memahami dan mengaplikasikan program-program pemerintah.
“Salah satu tantangan utama yang dihadapi petani saat ini adalah keterbatasan sumber air di beberapa wilayah. Pompanisasi diharapkan menjadi solusi yang efektif,” harapnya.
Dengan pelatihan ini, Babinsa diharapkan mampu menjalankan peran mereka secara maksimal dalam mendampingi petani di wilayah masing-masing, sehingga tidak ada kendala dalam penerapannya di lapangan. Program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di masa mendatang.