Rekam Jejak Raja Banjar Pertama: Sultan Suriansyah dan Peninggalan Bersejarahnya

Indonesia Investigasi

Banjarmasin, Kalsel – Sabtu 29 Juni 2024 Raja Banjar pertama, Sultan Suriansyah, memiliki sejarah yang kompleks dan beragam. Sebelum menjadi raja, namanya adalah Raden Samudera dan beragama Hindu. Setelah diangkat menjadi raja, namanya diubah menjadi Pangeran Samudera. Sultan Suriansyah kemudian memeluk agama Islam setelah diislamkan oleh Khatib Dayan dari Kerajaan Demak.

Sultan Suriansyah memimpin Kesultanan Banjar yang didirikan pada tahun 1520. Kesultanan Banjar berada di Provinsi Kalimantan Selatan dan memiliki wilayah yang membentang dari Tanjung Sambar hingga Tanjung Aru. Ibu kota Kesultanan Banjar sempat berpindah beberapa kali, terakhir berada di Kayu Tangi atau Martapura masa kini.

Sultan Suriansyah memimpin Kesultanan Banjar dengan bantuan dari Kerajaan Demak. Kesultanan Banjar banyak mendapatkan upeti dari wilayah kekuasaan dan wilayah yang ditaklukannya. Sultan Suriansyah juga memiliki makam yang bersejarah di Kota Banjarmasin, Jalan Pangeran Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara.

Bacaan Lainnya

Menurut Sumber: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia. Masjid Sultan Suriansyah juga menjadi saksi sejarah berdirinya Kesultanan Banjar pada tahun 1520 hingga 1905.
Masjid Sultan Suriansyah dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Masjid ini terletak di Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Masjid ini memiliki arsitektur tradisional Banjar dengan konstruksi panggung dan beratap tumpang. Atapnya memiliki keunikan dengan bentuk tumpang empat dan memiliki sungkul yang terbuat dari kayu ulin. Masjid ini dianggap sebagai masjid tertua di Kalimantan dan dibangun sekitar awal-awal abad ke-16.

Sejarah Kesultanan Banjar sangat beragam dan kompleks. Sultan Suriansyah memimpin Kesultanan Banjar dengan bantuan dari Kerajaan Demak dan memiliki masjid yang bersejarah di Kota Banjarmasin. Kesultanan Banjar menjadi salah satu kerajaan Islam terbesar di Kalimantan dan memiliki sejarah yang panjang dan beragam.

Sebagai situs bersejarah yang terus dikunjungi oleh wisatawan dan warga lokal, Makam Raja Banjar Pertama tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebagai titik penting dalam memahami perjalanan sejarah panjang masyarakat Banjar.

Diharapkan, keberadaan makam ini terus dijaga dan diapresiasi sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan untuk masa depan.*

(rhn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *