Indonesia Investigasi
Pesisir Barat – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik, dan Persandian (Diskominfotiksan), Suryadi, S.IP., M.M., menginformasikan bahwa, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar) menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), di Aula Losmes Sunset Beach Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah, Rabu (28/8/2024).
Rakor tersebut dihadiri juga seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Puskesmas se-Pesibar, Pj. Program Gizi Puskesmas se-Pesibar, Bidan Koordinator se- Pesibar, Pj. Program Promkes Puskesmas se-Pesibar, Pj. Program Kesling se-Pesibar, dan Bendahara BOK Puskesmas se-Pesibar.
Kepada peserta rakor, Plt. Kepala Dinkes, Suryadi mengatakan bahwa pembangunan kesehatan adalah investasi utama bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan setiap orang untuk dapat berperilaku hidup sehat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sehingga terwujudnya bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera.
“Guna mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan pembangunan kesehatan yang sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh serta dibutuhkan keterlibatan berbagai sektor dan seluruh komponen bangsa dalam pelaksanaannya,” kata Plt. Kepala Dinkes, Suryadi.
Menurut Plt. Kepala Dinkes, Suryadi, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian bidang kesmas meliputi program kesehatan lingkungan, kesehatan keluarga dan gizi serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. “Artinya, dari evaluasi tersebut akan direncanakan langkah-langkah praktis yang akan diselesaikan dalam kurun waktu beberapa bulan lagi di Tahun 2024,” lanjut Plt. Kepala Dinkes, Suryadi.
Lebih lanjut Plt. Kepala Dinkes, Suryadi menerangkan, isu yang diangkat saat ini adalah transformasi layanan primer, maka diharapkan Integrasi Layanan Primer (ILP) dapat terimplementasi di puskesmas di wilayah Pesibar. “Agar tujuan untuk mencegah kematian pada ibu dan bayi, kemudian menata lansia dengan baik dapat terwujud,” tegas Plt. Kepala Dinkes, Suryadi.
Masih kata Plt. Kepala Dinkes, Suryadi, saat ini pemerintah menargetkan beberapa indikator utama pembangunan kesehatan pada penyelenggaraan transformasi kesehatan. Target yang pasti adalah penurunan angka stunting di Tahun 2024 bisa mencapai 14 persen, penurunan angka prevalensi stunting di Provinsi Lampung sudah cukup signifikan di mana pada tahun 2019 sebesar 25,7 persen dan pada Tahun 2023 turun menjadi 14,9 persen. Sedangkan di Pesibar sendiri berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting Tahun 2019 sebesar 19 persen dan turun menjadi 16,1 persen di Tahun 2023. Hal tersebut berkaitan erat dengan bertambahnya posyandu aktif, dimana berdasarkan data microsite komdat kesmas Tahun 2024 yakni mencapai 176 posyandu aktif di Pesibar.
“Berdasarkan data Program Indonesia Sehat-Pendekatan Keluarga (PIS-PK) Pesibar Tahun 2023, persentase anggota keluarga yang merokok sebesar 73,78 persen, sedangkan persentase keluarga yang belum memiliki akses/menggunakan jamban keluarga sebesar 21,89 persen pada Tahun 2023, dan pada triwulan 2 Tahun 2024 hanya 8,5 persen yang belum memiliki jamban. Penurunan angka ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak yang terlibat di bidang kesehatan,” tandas Plt. Kepala Dinkes, Suryadi.
“Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan koordinasi program kesmas dengan lintas program maupun dengan puskesmas se-Pesibar, sehingga dapat meningkatkan capaian program yang ada di bidang kesmas,” pungkas Plt. Kepala Dinkes, Suryadi.
(Jurnalis muda)