Modus Pengobatan Alternatif, Polisi Ringkus Pelaku Pelecehan Seksual Anak Dibawah Umur

Indonesia Investigasi 

Banda Aceh – Tim Opsnal Jatanras Satreskrim Polresta Banda Aceh bersama Resmob Polres Lhokseumawe berhasil melakukan penangkapan terhadap TI (49) warga Hagu Barat Laut, Lhokseumawe yang merupakan tersangka pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap korban sebut saja “bunga” (15) anak dibawah umur yang terjadi pada tahun 2024 lalu di Desa Meunasah Baet, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar.

Penangkapan tersebut dilakukan di Dusun Teupin Desa Lancang Barat, Dewantara, Aceh Utara, pada hari Selasa (7/1/2025) sore.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Fahmi Irwan Ramli melalui Kasatreskrim Kompol Fadillah Aditya Pratama dalam konferensi pers menjelaskan, penangkapan terhadap tersangka TI tersebut dilakukan setelah tersangka tidak memenuhi panggilan polisi sebanyak dua kali untuk memberikan keterangan.

Bacaan Lainnya

“Tersangka (TI) sudah dipanggil oleh penyidik sebanyak dua kali. Panggilan pertama dilayangkan surat pada pada 30 Desember 2024 untuk diperiksa pada hari Kamis tanggal 2 Januari 2025”, sebut Kasatreskrim.

Kemudian, lanjut Fadillah, panggilan kedua pada tanggal 2 Januari 2025 untuk diperiksa pada hari Sabtu tanggal 4 Januari 2025, akan tetapi, tersangka tidak pro aktif juga pada panggilan kedua tersebut dan kami pun dari Penyidik melakukan gelar perkara penetapan “tersangka” pada hari Senin tanggal 6 Januari 2025.

Selanjutnya Tim Opsnal Jatanras Sat Reskrim Polresta Banda Aceh bersama Resmob Polres Lhokseumawe langsung bergerak dan berhasil mengamankan yang diduga pelaku Tersangka (TI). Selanjutnya pelaku langsung dibawa ke Sat Reskrim Polresta Banda Aceh guna pemeriksaan.

Mantan Kabag Ops Polres Nagan Raya ini menjelaskan, korban mengenal tersangka sejak 30 Mei 2024 dirumah tersangka, hubungan antara keduanya hanya sebatas orang yang dipercaya dapat mengobati sakit dengan pasien.

“Mereka tidak kenal dekat, tetapi kenal hanya sebatas pasien dan orang yang dipercayai dapat mengobati orang sakit”, sebut Fadillah.

Berbagai modus dilakukan oleh tersangka, dimana TI mengaku kepada warga sekitar bahwa pelaku bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Lalu ayah korban membawa Bunga yang pada saat itu sakit kaki ke tempat tersangka untuk dilakukan pengobatan.

“Setelah rangkaian pengobatan pada kaki korban selesai, tersangka (TI) memberitahukan kepada ayah korban bahwa korban mengalami sakit getah bening di tubuhnya”, tutur Fadillah.

Kemudian, tersangka (TI) mengobati korban dengan memberikan sejenis obat kampung, dan mengarahkan korban untuk menginap di tempat tersangka karena korban baru bisa sembuh jika tinggal bersama tersangka, sehingga ayah korban pun menuruti apa yang dikatakan oleh tersangka TI, sambung Fadillah.

“Tersangka melakukan aksi pemerkosaan dan pelecehan kepada korban disaat ayah korban pergi bekerja diluar untuk membuka toko dengan cara memegang dan meraba payudara korban serta memegang kemaluan korban dengan alasan untuk memeriksa benjolan yang ada di payudara dan kemaluan korban yang mana tersangka mengatakan bahwa itu adalah benjolan getah bening,” ungkapnya kembali.

Cara tersangka TI melakukan pengobatan dengan menghancurkan bawang putih kemudian memerintahkan korban melumuri bawang putih tersebut ke lingkaran payudara, dan juga tersangka menyuruh memasukan bawang putih yang telah dihancurkan tersebut kedalam kemaluan korban.

Tidak sampai disitu, Tersangka juga mengancam korban untuk tidak bercerita kepada siapapun tentang apa yang telah diperbuatnya, karena jika korban bercerita maka tersangka tidak akan mengobati korban lagi, sambung Kasatreskrim.

“Tersangka juga melakukan pelecehan kepada korban dengan cara meraba-raba tubuh korban, melakukan pemerkosaan dan pelecehan terhadap korban. Bahkan kejadian yang sama sudah berkali-kali terjadi. Bahkan, pada saat hari raya Idul Adha 2024, tersangka mengajak korban ke rumah abang tersangka di Aceh Barat Daya, disana tersangka juga melakukan pelecehan terhadap korban dengan cara memeluk dan memegang serta meremas payudara korban sebanyak satu kali,” sambung Fadillah.

Alat bukti yang memperkuat kasus ini berupa hasil pemeriksaan psikologi korban dan hasil pemeriksaan visum et refertum dari dokter, tambahnya.

Untuk itu, kami dari Satrekrim Polresta Banda Aceh menjerat tersangka TI dengan Pasal 50 Jo Pasal 47 Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.

Fadillah menambahkan bahwa penanganan kasus pelecehan seksual yang ditangani Satreskrim Polresta Banda Aceh periode 2023 dan 2024 sudah 90 persen selesai dari kasus yang dilaporkan.

Dahrul

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *