Banjarnegara, Jawa Tengah – Kecintaannya terhadap dunia pendidikan membuat wanita paruh baya bernama Martini mendirikan Rumah Baca yang diberi nama Warung Kepang. Hal ini disampaikan kepada wartawan pada hari Rabu (7/2/2024) di Warung Kepang Desa Candiwulan, Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.
Sekilas dari luar, tampak bangunan yang terbuat dari bambu ini adalah sebuah warung makan sederhana. Di teras depan ada etalase kaca tempat meletakkan beberapa menu masakan Jawa, ada aneka sayur dan lauk. Kemudian, masuk ke dalam, ada etalase untuk meletakkan dagangan seperti mie instan, aneka minuman, dan beberapa produk khas warung makan. Namun, ada yang unik dari warung makan sederhana ini. Yaitu di bagian dalam warung ini ada rak-rak buku besar yang berisi penuh dengan bermacam ragam buku yang tertata rapi, serta ada piagam-piagam penghargaan yang dipajang di dinding serta tidak ketinggalan terpajang beberapa tokoh Wayang Punokawan.
Saat awak media mengunjungi Rumah Baca Warung Kepang milik Martini, sang pemilik warung terlihat kaget, karena dirinya sedang sibuk menyiapkan dagangan di warungnya. Namun disela-sela kesibukannya, Martini masih menyempatkan waktunya untuk berbincang-bincang.
Dalam keterangannya kepada awak media, Martini selaku pemilik dari Rumah Baca menceritakan, “Saya mendirikan Rumah Baca Warung Kepang ini sejak tahun 2016. Tujuannya, antara lain memperkenalkan kuliner yang ada di warungnya dan juga supaya anak-anak di lingkungan sini bisa membaca buku secara gratis. Dari buku untuk anak yang masih kecil sampai buku untuk bacaan orang tua, ada di sini semua bukunya. Alhamdulillah, respon pengunjung, dari orang tua sampai anak-anak sangat baik sekali. Walaupun dari Pemerintah Desa belum ada sentuhan sama sekali,” ungkapnya.
Martini juga menambahkan bahwa pengunjung yang datang bebas membaca buku ditempatnya. “Pengunjung yang ingin membaca di sini gratis semua dan untuk buku-bukunya dari saya pribadi, saya beli sendiri, ada juga donasi tapi paling satu dua. Untuk lainnya saya beli sendiri,” tambahnya.
Martini juga menjelaskan bahwa selain berjualan dirinya juga menulis. “Selain berjualan dan mengelola rumah baca ini, kegiatan saya yang lain adalah menulis buku dan berjualan membuka warung makan. Sudah ada 30 buku antologi yang diterbitkan,” tambahnya lagi.
Ketika awak media bertanya tentang harapannya, dengan mata berkaca-kaca wanita paruh baya ini mengatakan bahwa dirinya memiliki harapan yang besar dengan apa yang dilakukannya.
‘Ya, pasti ingin lebih baik, berkembang lebih maju. Tapi pengelolanya juga harus pintar juga, biar nanti ilmunya bisa dibagikan kepada teman-teman. Ingin ada yang membantu, karena ada kendala selama ini terutama kalau anak-anak sedang membaca atau menggambar dan tiba-tiba hujan lebat, ini bocor semua. Sehingga buku menjadi basah dan rusak. Kepada pemerintah, ya mungkin bisa dibantu supaya tempat anak-anak ini belajar bisa lebih layak dan nyaman, dan pesan untuk generasi muda, budayakan membaca karena membaca itu jendelanya dunia,” pungkasnya.
(Ratih)