Indonesia Investigasi
ACEH TENGAH – Kopi Gayo kembali mencuri perhatian dunia. Kali ini, salah satu importir kopi terbesar di Amerika, Armenia Coffee, menggandeng Grace Farm, perusahaan dan komunitas filantropi ternama di Amerika Serikat untuk menghadirkan dampak sosial nyata bagi petani kopi di Aceh Tengah, Sabtu 26/07/2025.
Tidak hanya sekadar membeli kopi, mereka berkomitmen membangun community center, pusat pelatihan, serta perpustakaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan para petani di dataran tinggi Gayo.
Komitmen besar ini turut diperkuat oleh kerja sama Grace Farm dengan JP Morgan Bank, salah satu bank terbesar di Amerika. Setiap harinya, JP Morgan mengonsumsi hingga 10.000 gelas kopi Gayo. Yang lebih membanggakan, sebagian keuntungan dari konsumsi kopi tersebut akan dikembalikan untuk mendukung pengembangan masyarakat petani kopi di Aceh Tengah.
Dalam inisiatif ini, Armenia Coffee mengirimkan perwakilannya, Bapak Izwandi Rusli, sementara Grace Farm diwakili oleh seorang filantropis asal Amerika, Adam Thatcher, yang jatuh cinta pada keindahan Aceh dan cita rasa khas kopi Gayo. Mereka memilih Koperasi Ketiara sebagai mitra lokal karena kepedulian koperasi ini terhadap pemberdayaan ekonomi perempuan.
Sebagai bentuk apresiasi, Grace Farm secara khusus mengundang Ibu Rahmah, pimpinan Ketiara, untuk bertemu langsung dengan para pelanggan utama JP Morgan dan konsumen premium lainnya di New York dan Connecticut. Semua rangkaian kegiatan ini sepenuhnya difasilitasi oleh Grace Farm.
Tidak hanya berhenti pada perdagangan, Grace Farm juga melibatkan dua arsitek ternama Amerika, James Slade dan Hayes Slade, untuk merancang community center dengan pendekatan yang ramah lingkungan, menyatu dengan alam, serta menggambarkan kekayaan budaya Aceh. Rombongan ini juga mendapat pendampingan dari Dr. Suraiya IT, Staf Khusus Gubernur Aceh Bidang Hubungan Internasional.
“Harapan kami, kepedulian seperti yang ditunjukkan Grace Farm bisa menginspirasi pembeli kopi lainnya untuk turut berkontribusi pada pengembangan komunitas petani,” ujar Bu Aya, salah satu tokoh penggerak program ini. Sementara itu, Gubernur Aceh menegaskan bahwa langkah ini menjadi bukti bahwa kopi Aceh tidak hanya memiliki cita rasa premium, tetapi juga kekuatan untuk membawa perubahan sosial yang nyata.
Teuku Fajar Al-Farisyi/red)