Indonesia Investigasi
Bangkalan Madura –PERTUNJUKAN ini merupakan program “Sambung Kreasi” Akademi Jakarta bekerja sama dengan Paragon Technology and Innovation.
Bertujuan ikut menumbuhkan ekosistem penciptaan yang inklusif dalam bentuk buku, pertunjukan, pameran, dan media lainnya berbasis riset.
Tahun 2024 ini bekerja bersama Komunitas Seni Perempuan Xpresif di Bangkalan, Madura.
Dunia sehari-hari merupakan sumber pengetahuan, berlangsung sepanjang 24 jam. Dasar bagaimana hidup dipahami, dijalani, diperjuangkan dan dipelihara.
Sepanjang hari, seseorang, setiap orang, adalah pelaku sekaligus produsen pengetahuan. Mereka berada dalam aktivasi yang memproduksi peristiwa, membuka hubungan, bercinta, berkarya, belajar, bekerja, berdoa, mengatasi masalah dan konflik dengan jam kerja bervariasi.
Arsip yang diproduksi oleh aktivitas sehari-hari bisa sangat kompleks di balik rutinitasnya; ada yang terdata, juga yang lenyap begitu saja bersama dengan berubahnya hari.
Apakah dunia sehari-hari? Apakah arsip? Apakah data? Apakah ingatan pada seseorang adalah arsip yang tidak terlihat? Bagaimana metode pengarsipan dan pemetaannya? Bagaimanakah arsip mendapatkan sirkulasinya dan memproduksi pengetahuan? Bagaimana suatu kerja artistik, dalam hal ini teater, menggunakan arsip sebagai medan penciptaan sekaligus sebagai tubuh pertunjukan?
Arsip dan teater, keduanya dipertemukan sebagai eksperimen antara informasi dan medium dalam praktik seni dan pengetahuan. Dalam pertunjukan ini, Komunitas Seni Perempuan Xpresif mengambil tradisi “Long Nolongen” dunia ibu-ibu dalam lingkungan sosial Madura.
Long-Nolongen.
(Sebuah pertunjukan koreografi peristiwa keseharian)
Selayang Padang.
“Andi’ ghabei deporah mak seppeh, pola tak toman long-nolongen e tetanggheh, yeh?”
(punya hajatan kok dapurnya malah sepi, tidak pernah bertetangga, ya?)
Tradisi sering kali dipahami sebagai upacara meriah yang dimaksudkan untuk menegaskan nilai-nilai penting yang masih berlangsung di dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat.
Misalnya sebut saja selamatan, perayaan hari lahir, rokatan, aqiqahan, dan juga hajatan pernikahan. Sedangkan peristiwa lain dalam keseharian, seperti anenanggheh (bertetangga), ngobrol, saling menolong (dalam banyak hal), serta peristiwa kecil lainnya sering kali diabaikan dan dilakukan tanpa kesadaran utuh.
Peristiwa-peristiwa ini cenderung dianggap sebagai pelengkap saja dari rangkaian upacara besar dalam upaya penegasan suatu nilai tradisi tersebut di atas.
Di Madura tradisi hajatan pernikahan identik dengan sebutan remo, namun remo sejatinya memiliki beberapa macam pengertian berdasar tujuannya: remo pernikahan dan remo selamatan.
Keduanya biasanya diikuti peristiwa to’-oto’ (arisan Madura) dan kerap dilakukan secara bersamaan, tetapi khusus remo selamatan yang bertujuan mengumpulkan modal pelaksanaan suatu hajat, bisa dilakukan kapan pun.
Dalam rangkaian perayaan hajatan tersebut ada peristiwa yang sering luput dari penghayatan mendalam karena dianggap sebagai peristiwa keseharian belaka: long-nolongen.
Long-nolongen memiliki arti tolong-menolong dalam banyak hal yang terjadi di ruang interaksi sosial masyarakat Madura, yaitu tanean lanjhang (halaman panjang).
Dalam acara hajatan, tetangga akan datang atas adanya undangan dari pihak tuan rumah. Tetangga perempuan datang untuk membantu memasak bersama di dapur, di sini dapur adalah bagian penting dari tanean lanjhang.
Sedangkan laki-laki ikut mendirikan terop (tenda) dan berdoa di halaman. Praktik ini menjadi sangat signifikan perannya dalam mengukur keaktifan partisipasi suatu keluarga di tengah masyarakat, seberapa besar mereka dipandang dan dihormati, dan seberapa ramai “tanean” mereka saat sedang menggelar hajat?
Dalam pertunjukan ini, para seniman telah mengamati dan mempelajari aktivitas warga khususnya peran perempuan saat long-nolongen di beberapa hajatan pernikahan dan selamatan di desa Jeddih Barat, Bangkalan.
Kemudian, hasil pengamatan itu diolah menghasilkan koreografi teatrikal terhadap temuan-temuan yang mereka jumpai, seperti respon terhadap kuasa dapur (bhideg, kang massak, kang rakora), peralatan masak, ragam bahan dan masakan.
Lalu, dinding rumah, bangku pendidikan, serta percakapan negosiasi antara tua dan muda perempuan Madura dalam upaya meneruskan apa yang disebut tradisi ini. (Kolektif Seni Perempuan Xpresif).
Profil Komunitas Seni Perempuan Xpresif, Bangkalan
Di Jawa Timur, Madura khususnya, perempuan belum jadi index kesenian. Dalam ekosistem yang ekstrim seperti inilah Komunitas Perempuan Xpresif dibentuk. Sebagian anggota mereka merupakan lulusan Sendratasik untuk pendidikan sebagai guru Teater, Tari, maupun Musik.
Bisa dikatakan mereka merupakan generasi pertama yang memberontak atas pembatasan perempuan tidak boleh berkesenian. Menjadi “guru seni” jadi kamuflase untuk menyembunyikan entitas seni di balik profesi ini.
Komunitas Perempuan Xpresif (bukan expresif), berdiri 25 Maret 2022, di Bangkalan, Madura. Nama ini awalnya merupakan sebuah judul acara yang diselenggarakan oleh Babine’an Art Production.
Namun kemudian nama ini terus mengalir dan melekat dalam setiap kehadiran mereka di panggung kesenian, “Perempuan Xpresif” akhirnya menjadi nama kelompok ini.
Kelompok yang anggotanya juga merupakan anggota dari sanggar-sanggar lain di Bangkalan, lintas disiplin (tari, teater, musik, sastra, senirupa, dan sejarah) membuat kelompok ini penuh warna.
Program yang pernah mereka lakukan antara lain: Perempuan Xpresif #1 (2022), pembuatan video tari memperingati World Dance Day (2022), memperingati hari kartini bersama seluruh organisasi perempuan se-Bangkalan (2022) dan pertunjukan pembukaan Liga Internal ASKAB Bangkalan (2022).
Kemudian, pentas tari di Eksotika Bromo (2022), pertunjukan Monolog di Taman Budaya Jawa Timur (2022), berkolaborasi dengan pelaku seni muda Bangkalan dalam acara Sound Of Garden (2022), pertunjukan dalam acara Trabas, Road To Rupa-rupa Warnanya (2022) dan pertunjukan dalam acara D’tik Art Production (2022).
Kemudian, pertunjukan dalam acara “Tidak Sekedar Tari” di Taman Budaya Surakarta (2022), pertunjukan monolog di acara Toron, Rupa-rupa Warnanya (2022), pertunjukan dalam acara Semarak Budaya Indonesia di Surakarta (2022) serta pertunjukan di Festival Kebudayaan Yogyakarta (2022).
Lalu, pertunjukan dalam acara Babad Lembana Sumenep (2022), acara Perempuan Xpresif #2 (2023), pertunjukan dalam acara Kasokan A Puisi (2023) serta pertunjukan dalam Asana Bina Seni program Biennale Jogja (2023).
Kemudian, pertunjukan dalam acara Semarak Budaya Indonesia di Surakarta (2023), pentas tunggal teater Pae’na Bhabar di desa Patenteng Bangkalan (2023) dan Pemenang lomba tari kreasi di Singosari Malang (2024).
R. Nike Dianita Febriyanti (sutradara)
Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya pada tahun 2015. Saat ini, dia menjadi pembina sanggar Pantomim Argasa SD Negeri Gading 1 Surabaya dan Sanggar Pantomim Pacar Kembang 4 Surabaya.
Di Bangkalan, selain menjadi guru (pelatih) pantomim SD dan SMP; Juara 1 Pantomim FLS2N kategori SD Tingkat Kabupaten Bangkalan (2023), Juara 1 Pantomim FLS2N Kategori SMP Tingkat Provinsi Jawa Timur (2023). Dia juga menyutradarai beberapa proyek pertunjukan dari kolektif seni Perempuan Xpresif.
Amira Djanar (seniman)
Menyelesaikan studi S1 Pendidikan Sendratasik di Universitas Negeri Surabaya, angkatan 2017. Pernah belajar tari kepada maestro Tom Ibnur (Jambi) tahun 2016 dan ikut dalam salah satu pertunjukannya di UGM Yogyakarta.
Pada 2017 dan 2018, menjadi penari dan koreografi di pertunjukan Eksotika Bromo; Sendratari Kolosal Kidung Tengger Lautan Pasir. Pada 2022 dia menjadi koreografer acara Tidak sekedar Tari #75 yang diselenggarakan Pengprov. Jawa Tengah di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta.
Pada tahun ini juga dia menjadi salah satu partisipan Workshop Dance dengan Mila Rosinta. Awal 2024, masuk 50 besar penari Pagelaran Tari Sabang-Merauke di Jakarta. Saat ini menjadi bagian dari kolektif seni Perempuan Xpresif dan mengelola sanggar Miroton Dance yang dia dirikan sejak tahun 2023 silam.
Alif Nirwana Sari (seniman)
Mencintai kesenian tari sejak Taman Kanak-Kanak. Pernah bergabung di sanggar tari Maduraras. Kemudian mulai mengikuti lomba-lomba tari tradisional tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi.
Pada tahun 2011 dia mengikuti Festival Karya Tari Jawa Timur dengan karya yang berjudul “Tatag”. Pada 2012 menjadi peserta Festival Tari Tradisional Majapahit Travel Fair ke-13. Pada 2017 dan 2018 menjadi penari di acara Eksotika Bromo, Tidak Sekedar Tari dan Semarak Budaya di Surakarta.
Tahun ini, mengisi penampilan tari di acara pameran lukisan Jelajah Pulau Madura II. Saat ini dia menjadi bagian dari Sanggar Paseban dan kolektif seni Perempuan Xpresif. Selain itu, dia juga adalah pengajar tari di beberapa sekolahan SD dan SMP di Bangkalan.
R. Dian Kunfillah (seniman)
Menjadi aktor dalam beberapa seni pertunjukan, Marginal (2016), Total Bhangkalan (2017) karya Hayyul Mb, Perempuan Dan Kapal Yang Hilang (2018) karya R. Nike Dianita F, Siapa aku? (2018), dan menjadi penyaji di acara Kasokan a Puisi (2023).
Ketertarikannya kepada dunia pertunjukan tak lepas dari kecintaannya pada sastra, dia juga seorang penyair. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan antara lain antologi puis bersama Keluarga Besar Penyair Bangkalan (2017) dan antologi bersama Parameter Detik (2019).
Kemudian, antologi puisi Doa kunang-kunang (2017), antologi puisi 1 Detik (2021), antologi puisi Alana, Perempuan Yang Berpijak Dalam Hening (2022), kumpulan puisi dan kisah perempuan Prestise Perempuan Sebagai Simbol (2024). Saat ini dia menjadi bagian dari kolektif seni Perempuan Xpresif.
Khamelia (seniman)
Dia juga memulai ketertarikan pada dunia tari sejak usia dini. Berikut beberapa lomba dan prestasi yang dia capai: Tari Kreasi Jawa Timur (2022) juara 1, Tari SMAMDA Cup Jawa Timur (2022) juara 1, Tari SMP FlS2N tingkat Kabupaten (2022) juara 1 dan Tari Se-Suramadu (2023) juara 3.
Kemudian, Tari Kreasi Tingkat Provinsi (2023) juara 2, FTBI Mendongeng Bahasa Madura Tingkat Kabupaten (2023) juara 1, FTBI Mendongeng Bahasa Madura Tingkat Provinsi (2023) juara 2 dan Tari FlS2N Tingkat Kabupaten (2023) juara 1.
Lalu, Tari Kreasi Tingkat Provinsi (2024) juara 2, Tari Se-Suramadu (2024) juara 2. Saat ini dia masih sekolah di SMAN 2 Bangkalan dan menjadi pelatih Miroton Dance serta bagian dari kolektif seni Perempuan Xpresif.
Yusup Bahtiar.