Green Economy : Konsep dan Implikasinya untuk Masa Depan

Indonesia Investigasi 

 

Oleh ; Budi Khaseru, Pemerhati Lingkungan dan Pasca Sarjana Prodi Pengelolaan Sumber Daya Alam & Lingkungan Universitas Al – Muslim

 

Bacaan Lainnya

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ketimpangan sosial. Sebagai respons, konsep green economy atau ekonomi hijau muncul sebagai pendekatan pembangunan yang mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan dan keadilan sosial.

 

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, memiliki peran strategis dalam menerapkan konsep ini untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan.

 

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP), green economy adalah sistem ekonomi yang pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerjanya didorong oleh investasi yang mendukung pengurangan emisi karbon, peningkatan efisiensi sumber daya, dan pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati. Di Indonesia, konsep ini telah diadopsi dalam berbagai kebijakan nasional, termasuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, dengan fokus pada pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% dengan upaya sendiri dan hingga 43,20% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net-zero emissions pada tahun 2060. Untuk mencapai tujuan ini, berbagai inisiatif telah diluncurkan, termasuk pengembangan energi terbarukan, penerapan ekonomi sirkular, dan pelestarian ekosistem. Salah satu langkah konkret adalah pengembangan kawasan industri hijau yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam operasionalnya. Selain itu, pemerintah juga mendorong penggunaan biodiesel berbasis kelapa sawit sebagai bagian dari strategi transisi energi. Namun, implementasi ini menghadapi tantangan, seperti kebutuhan akan investasi besar dan kesiapan infrastruktur.

 

Meskipun komitmen pemerintah kuat, implementasi green economy di Indonesia tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah ketergantungan pada batu bara sebagai sumber energi utama. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan porsi energi terbarukan, realisasinya masih di bawah target yang ditetapkan.

 

Selain itu, proyek-proyek besar seperti pengembangan bioetanol dari tebu dan perluasan lahan pertanian di Papua dan Kalimantan telah menimbulkan kekhawatiran terkait deforestasi dan dampaknya terhadap masyarakat adat. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dan inklusif dalam menerapkan green economy.

 

Di sisi lain, terdapat peluang besar dalam pengembangan sektor energi terbarukan, seperti panas bumi, yang potensinya sangat besar di Indonesia. Namun, pengembangan sektor ini menghadapi hambatan finansial dan regulasi yang perlu segera diatasi.(Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *