Batang, Jawa Tengah – Seragam sekolah menjadi kebutuhan penting bagi pelajar di Indonesia. Namun, biaya seragam yang tidak murah sering menjadi beban bagi beberapa orang tua, terutama dalam situasi ekonomi saat ini.
Seringkali, orang tua yang kesulitan membeli seragam menghadapi masalah ketika anak-anak mereka menjadi sasaran ejekan di sekolah karena belum memiliki seragam. Kejadian ini juga dialami oleh siswi di SMK N 1 Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, yang kita sebut saja (AL).
Orang tua (AL) telah membayar biaya seragam senilai Rp. 1.800.000, tetapi saat membayar ke koprasi sekolah, yang menerima pembayaran tersebut adalah ibu Ning, namun kuitansi pembayarannya tidak diberikan, hanya dicatat di buku administrasi koprasi. Ketika sekolah memberitahu bahwa siswa belum membayar, orang tua (AL) mendatangi sekolah untuk klarifikasi, namun pihak koprasi tetap tidak menerima karena tidak ada bukti pembayaran.
Setelah meminta bantuan awak media, ternyata pembayaran sebesar Rp. 800.000 sudah dilunasi, tetapi hanya dicatat tanpa kuitansi. Meskipun demikian, (AL) tetap enggan sekolah karena merasa malu di depan teman-temannya yang mengejeknya.
Kepala Sekolah SMK N 1 Kandeman,melalui Waka Kesiswaan, Samri, mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak mengetahui permasalahan ini sebelumnya dan akan menindaklanjuti setelah mendapat laporan resmi.
(AL) sendiri mengungkapkan bahwa ia sudah membayar namun tidak mendapatkan kuitansi. Dia merasa tidak nyaman di sekolah karena sikap teman-temannya dan kejadian ini membuatnya enggan sekolah.
Situasi ini menimbulkan keprihatinan atas kondisi siswa yang terkena dampak masalah administrasi sekolah, dan diharapkan dapat diselesaikan dengan segera untuk mengembalikan kenyamanan belajar siswa.
(Tim/Red)