Aceh Tamiang – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tamiang diminta hadirkan sekolah kejuruan atau perguruan tinggi bidang pertambangan dalam rangka pemenuhan sumber daya manusia (SDM) lokal guna pengelolaan aset terkait.
Pasalnya, kabupaten ini merupakan salah satu wilayah di Aceh sebagai penghasil tambang minyak bumi dimana butuh tenaga skill atau keahlian dibidang tersebut lebih baik dimiliki putra daerah atau lokal.
Ditinjau dari kultur daerah dan potensi alam, Aceh Tamiang kaya akan sumber daya alam bidang pertambangan, baik sedang berlangsung maupun cadangan aset terkandung dalam bumi kabupaten di Provinsi Aceh berbatas dengan Sumatera Utara (Sumut) itu.
Menurut Yusran, S. Sos.i, MH, Sekretaris DPD APDESI Aceh, juga salah seorang Datok Penghulu Kampung menilai, sumber daya alam (SDA) dalam Kabupaten Aceh Tamiang dibidang pertambangan sangat menjanjikan, selain dikelola Pertamina, juga nantinya akan dikelola oleh badan usaha lainnya.
“Putra-putri generasi muda Aceh Tamiang harus dipersiapkan untuk mengisi kesempatan kerja berkarir dan berkarya untuk memajukan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) setempat agar tidak lari ke luar daerah,” kata Yusran, Senin (29/01/24).
Menurutnya, jika selama ini kesempatan sekolah atau perguruan tinggi bidang pertambangan harus berangkat ke Pulau Jawa, hanya tertentu individu yang mampu mendapatkan kesempatan tersebut.
“Jika di Aceh Tamiang sudah tersedia sekolah tersebut, banyak putra-putri daerah ini berkesempatan bersekolah di tempat itu dan selanjutnya dapat dipekerjakan atau berkarir di pertambangan yang ada dalam wilayah Bumi Muda Sedia ini,” ungkap Yusran.
Selanjutnya, “Kehadiran sekolah pertambangan baik itu tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) ataupun perguruan tinggi (PT) akan memberikan manfaat besar bagi generasi muda Aceh Tamiang kedepan, terutama dalam memperoleh pekerjaan pada perusahaan mengelola Migas di daerah ini,” ungkap Yusran, S.Sos.I, MH.
Mungkin bukan rahasia lagi, sekarang ini banyak tenaga kerja dari luar Aceh Tamiang bekerja di perusahaan mengelola hasil alam, terutama minyak dan gas (Migas), baik di Pertamina EP Field Rantau maupun perusahaan rekanan memiliki kontrak kerja dengan Pertamina Rantau.
“Artinya,peluang – peluang ini bisa diraih oleh masyarakat lokal kedepannya jika semua syaratnya terpenuhi,terutama pendidikan bidang pertambangan,” papar Datok Yusran.
Yusran, juga menjabat Datok Penghulu Suka Ramai Satu Kecamatan Seruway mengutarakan, untuk berdirinya tempat pendidikan pertambangan bagi generasi muda Aceh Tamiang ini tidak tertutup kemungkinan bisa digunakan gedung eks Akademi Komunitas di Sapta Marga,l Kecamatan Manyak Payed sekarang sudah terbengkalai.
“Kita sayangkan juga gedung megah itu tidak di manfaatkan sebaik mungkin, terkesan bangunan tanpa pemilik dan dibiarkan terbengkalai begitu saja,” cetus Yusran.
Ia seraya menyampaikan, untuk mewujudkan hal ini Pemkab Aceh Tamiang melalui instansi terkait harus dapat mencarikan solusinya sehingga harapan masyarakat bisa terpenuhi.
Yusran mengemukakan, terlebih lagi sekarang ini Aceh sudah memiliki Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), tentunya Pemkab Aceh Tamiang bisa menjalin kerjasama sehingga kedepannya dapat terbentuk sebuah lembaga pendidikan pertambangan di Aceh Tamiang.
“Harapannya semata-mata demi kemajuan dan peningkatan ekonomi masyarakat,” ucapnya.
Sungguh disayangkan, lanjut Yusran, bila ada masyarakat daerah ini untuk bisa bekerja di perusahaan yang begerak dibidang Migas harus men
“Bila ada lembaga pendidikan di daerah,tentunya pendidikan atau pelatihan bisa di ikuti oleh banyak masyarakat,jika harus keluar Aceh, peluang ini hanya bisa dicapai bagi mereka yang mempunyai ekonomi menengah keatas,” demikian tegas Yusran.*
Red