Wali Kota Aaf Minta Grup Facebook Komunitas Gay Diusut, Meresahkan dan Dikhawatirkan Pengaruhi Anak Sekolah

Indonesia Investigasi

 

KOTA PEKALONGAN – Indonesia investigasi. com – 12/06/2025 – Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, menyampaikan keprihatinan mendalam atas munculnya grup Facebook yang mengatasnamakan komunitas gay Pekalongan. Informasi tersebut baru diterimanya beberapa hari yang lalu melalui laporan dari Kapolres Pekalongan Kota.

 

Bacaan Lainnya

Wali Kota yang akrab disapa Aaf tersebut menegaskan bahwa pihaknya akan menelusuri lebih lanjut keberadaan dan aktivitas grup tersebut karena dinilai sangat meresahkan masyarakat.

 

“Saya baru mendengar informasi tersebut dari Pak Kapolres. Ini tentunya sangat meresahkan, apalagi jika grup itu bisa diakses oleh anak-anak usia sekolah. Kami akan telusuri dulu, dan Saya sudah koordinasi dengan pihak kepolisian. Ini harus diusut,” tegas Wali Kota Aaf saat ditemui usai membuka kegiatan Orientasi Pengasuhan Anak Usia Dini melalui Bina Keluarga Balita (BKB) dan Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Rabu siang (11/6/2025).

 

Menurutnya, keberadaan grup komunitas tersebut dikhawatirkan dapat memberikan pengaruh negatif, khususnya terhadap anak-anak dan remaja yang sedang berada dalam fase pencarian jati diri. Ia mengaku sangat khawatir jika anak-anak sekolah secara tidak sengaja mengakses atau bahkan ikut bergabung dengan komunitas semacam itu.

 

“Yang kami khawatirkan adalah dampak psikologis terhadap anak-anak usia sekolah. Takutnya mereka terpengaruh atau tertarik ikut-ikutan. Karena itu, kita akan tindaklanjuti secepatnya, bekerjasama dengan pihak berwajib,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut, Wali Kota Aaf menekankan pentingnya peran guru dan pendidik untuk memberikan edukasi kepada peserta didik sejak dini terkait nilai-nilai moral dan bahaya penyimpangan perilaku seksual. Pemerintah Kota Pekalongan, melalui dinas-dinas terkait, akan segera mengintensifkan sosialisasi kepada guru PAUD, SD, hingga perguruan tinggi agar dapat memberikan pemahaman yang tepat kepada siswa dan mahasiswa.

 

“Kita akan segera bergerak melakukan sosialisasi kepada guru-guru, mulai dari tingkat PAUD, SD hingga kampus, agar mereka bisa mengedukasi peserta didiknya untuk tidak terlibat dalam hal-hal negatif, terutama penyimpangan seksual,” jelasnya.

 

Wali Kota Aaf mengakui bahwa, dalam masyarakat memang terdapat sebagian kecil oknum yang mengalami kelainan atau penyimpangan seksual. Namun, ia menilai bahwa hal tersebut seharusnya tidak dipublikasikan secara terbuka, apalagi dibentuk menjadi sebuah komunitas di media sosial yang bisa diakses oleh siapa saja.

 

“Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada oknum-oknum yang mengalami kelainan seksual. Tapi jangan kemudian itu dipublikasi dan dibuat grup terbuka di media sosial. Itu bisa mempengaruhi moralitas generasi penerus bangsa dan sudah meresahkan masyarakat,” tegasnya.

 

Ia berharap, masyarakat Pekalongan, khususnya para orang tua dan tenaga pendidik, turut serta meningkatkan pengawasan dan perhatian terhadap aktivitas anak-anak dan remaja, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Pemkot juga membuka ruang bagi masyarakat yang ingin melaporkan konten atau aktivitas daring yang dinilai membahayakan moral dan ketertiban sosial.

 

“Kalau masyarakat melihat hal-hal yang mencurigakan, termasuk akun-akun atau grup-grup medsos yang mengarah ke sana, tolong segera laporkan. Ini tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

 

 

( ARIYANTO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *