Indonesia Investigasi
BIREUEN — Sebanyak 94 mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Almuslim resmi dilepas untuk melaksanakan program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kecamatan Peusangan Selatan. Pelepasan dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Bireuen, Ir. H. Razuardi, MT, di halaman Kantor Bupati Bireuen, pada Kamis, 31 Juli 2025.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten I Pemkab Bireuen Dailami, S.Hut, Camat Peusangan Selatan, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Zamzami, Rektor Universitas Almuslim, Dekan Fakultas Pertanian Dr. Elfiana, M.Si, Wakil Dekan Fakultas Pertanian Dani Pratama Putra, S.Pi, M.Ling., para dosen pembimbing, serta sejumlah tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bireuen menyampaikan apresiasi dan harapan besar terhadap para mahasiswa peserta KKM.
“Mahasiswa adalah agen perubahan. Kami berharap KKM ini tidak hanya menjadi syarat akademik, tetapi benar-benar menjadi media pengabdian kepada masyarakat. Temukan masalah di gampong, bantu dengan ilmu dan inovasi. Jadikan diri kalian bagian dari solusi,” ungkap Ir. Razuardi.
Beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara mahasiswa, aparatur gampong, dan masyarakat dalam membangun desa, terutama di sektor pertanian yang menjadi fokus utama para peserta KKM kali ini.
“Kecamatan Peusangan Selatan adalah wilayah dengan potensi pertanian yang besar. Saya yakin dengan bimbingan dari dosen dan kerja keras adik-adik mahasiswa, akan lahir banyak terobosan kecil yang memberi dampak besar bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Almuslim, Dr. Elfiana, M.Si, kepada IndonesiaInvestigasi.com menyampaikan, lokasi KKM tahun ini dipilih secara strategis berdasarkan kebutuhan lapangan dan kesiapan masyarakat.
“Kami berharap KKM ini menjadi sarana belajar langsung di lapangan bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya mengamati, tapi juga berkontribusi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam mendorong ketahanan pangan lokal.
“Mahasiswa kita dorong untuk menggali potensi pertanian lokal yang dapat mendukung ketahanan pangan. Kemandirian pangan harus dimulai dari desa. Dengan inovasi kecil yang tepat sasaran, kita bisa bantu masyarakat mengelola sumber daya lebih produktif dan berkelanjutan,” tutup Dr. Elfiana.
Teuku Fajar Al-Farisyi