Karang Intan, Kalimantan Selatan – Ustadz Abdurrahman kembali memberikan siraman rohani kepada ratusan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Karang Intan di Masjid At-taubah Lapas pada hari Senin (5/2). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Lapas Narkotika Karang Intan dalam melakukan pembinaan mental dan akhlak bagi warga binaan.
“Manusia diciptakan dari dua unsur, yakni unsur kebaikan dan unsur keburukan. Bila keburukan lebih mendominasi, maka diri kita bisa menjadi seperti iblis, namun bila kebaikan lebih mendominasi, maka diri kita lebih mulia dari malaikat,” ujar beliau.
Ustadz Abdurrahman juga meminta kepada warga binaan Lapas Narkotika Karang Intan untuk selalu bersyukur dengan segala hal yang Allah ciptakan terhadap masing-masing jiwa. Beliau juga menyarankan agar warga binaan rajin mengaji sebagai bekal sebelum kembali ke masyarakat.
“Kalian di sini harus bisa mengaji, agar setelah bebas nanti, ada bekal untuk menjalani kehidupan di masyarakat, khususnya bekal ilmu agama,” lanjutnya.
Ratusan warga binaan Lapas Narkotika Karang Intan antusias mendengarkan materi yang disampaikan Ustadz Abdurrahman. Salah seorang warga binaan, Hairunsyah, bersyukur dengan kegiatan yang rutin diselenggarakan Lapas Narkotika Karang Intan untuk membina iman dan taqwa warga binaan.
“Bersyukur kegiatan ceramah agama seperti ini rutin diselenggarakan Lapas Narkotika Karang Intan. Ceramah agama ini membuat saya dan mungkin warga binaan lainnya selalu istiqomah dalam kebaikan,” harapnya.
Kepala Lapas Narkotika Karang Intan, Wahyu Susetyo, dalam keterangan resminya menuturkan bahwa siraman rohani yang disampaikan merupakan upaya untuk menjadikan warga binaan memiliki kepribadian yang sehat, akhlak terpuji, dan bertanggung jawab dalam menjalani pembinaan dan kehidupan, baik di Lapas maupun saat bebas nanti.
“Kegiatan ini merupakan upaya kita untuk membekali warga binaan dengan ketakwaan kepada Tuhan, meningkatkan kualitas perilaku, serta kualitas kerohanian untuk menjadi pribadi yang lebih baik,” pungkasnya.
(Rhn)