Indonesia Investigasi
Banda Aceh – Harga emas di Banda Aceh terus meroket, pantauan pada tanggal 21 April 2025 mencatatkan angka Rp 6.150.000 per mayam. Kenaikan ini menjadi perhatian besar, terutama bagi masyarakat yang hendak melangsungkan pernikahan. Dalam tradisi Aceh, emas merupakan elemen penting sebagai mahar, sehingga lonjakan harga ini menambah beban bagi calon pengantin dan keluarga mereka.
Seorang pedagang emas di Pasar Aceh, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa meskipun harga emas naik, permintaan tetap stabil. “Banyak yang membeli emas untuk mahar, meskipun jumlahnya lebih sedikit dari biasanya. Mereka lebih memilih desain sederhana untuk menekan biaya,” ujarnya. Di sisi lain, seorang warga mengeluhkan bahwa kenaikan harga emas membuat mereka harus menunda rencana pernikahan. “Kami harus menabung lebih lama karena harga emas sekarang sangat tinggi,” katanya.
Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa ulama dan tokoh masyarakat di Aceh menyarankan agar tradisi mahar emas disederhanakan. Mahar tidak harus berupa emas dalam jumlah besar, tetapi bisa diganti dengan barang lain yang bernilai atau bermanfaat. Selain itu, calon pengantin juga disarankan untuk membeli emas dalam bentuk gram kecil atau memanfaatkan tabungan emas sebagai alternatif.
Pedagang emas di Banda Aceh juga memberikan solusi praktis. Mereka menawarkan program cicilan emas untuk membantu masyarakat yang ingin membeli emas tanpa harus membayar sekaligus. “Kami ingin membantu masyarakat tetap bisa mengikuti tradisi tanpa merasa terbebani,” kata salah satu pedagang.
Kenaikan harga emas ini menjadi tantangan bagi masyarakat Aceh, tetapi juga membuka peluang untuk merefleksikan kembali makna pernikahan. Dengan pendekatan yang lebih sederhana dan bijak, tradisi tetap dapat dijaga tanpa harus mengorbankan stabilitas finansial keluarga. Hal ini menjadi langkah penting untuk menjaga keberlanjutan tradisi sekaligus menyesuaikan diri dengan dinamika ekonomi saat ini.(*)
Nurhalim