Indonesia Investigasi
TARAKAN – Aliansi Organisasi Masyarakat (Ormas) Adat Lokal Kota Tarakan menggelar aksi damai menolak kehadiran Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Aksi yang berlangsung pada Sabtu, 17 Mei 2025, di Simpang Empat Grand Tarakan Mall ini dipimpin oleh koordinator lapangan dari aliansi ormas adat lokal Kota Tarakan, Ricky Febriansyah, bersama ratusan anggota aliansi ormas adat lokal.
Aksi tersebut dilakukan sebagai langkah preventif menyikapi rumor masuknya GRIB Jaya ke Bumi Paguntaka.
Dalam orasinya, Ricky menyampaikan lima poin utama. Pertama, aliansi ormas adat lokal dengan tegas menolak pembentukan GRIB Jaya di Tarakan.
Kedua, mereka meminta Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tarakan lebih jeli dan mempertimbangkan segala aspek, termasuk dampak sosial dan budaya, sebelum mengizinkan pembentukan ormas baru.
Ketiga, aliansi mengajak seluruh masyarakat Tarakan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) serta kondusivitas kota.
Keempat, mereka akan mengambil sikap tegas jika ada ormas baru yang melanggar tatanan adat dan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun di Bumi Paguntaka.
Kelima, aliansi menyatakan kesiapan bersinergi dengan pemerintah, TNI, dan Polri untuk menjaga keamanan dan kedamaian di Tarakan.
“Kami melakukan aksi ini jauh sebelum organisasi seperti GRIB Jaya masuk ke Bumi Paguntaka. Kami ingin mencegah potensi gangguan terhadap tatanan adat dan budaya yang sudah terjaga di sini,” ujar Ricky dalam orasinya, Sabtu (17/5).
Aliansi ormas adat lokal menyampaikan kekhawatiran bahwa kehadiran GRIB Jaya dapat mengganggu kondusivitas dan kamtibmas di Tarakan.
Ricky menyinggung sejumlah insiden di luar Tarakan yang melibatkan GRIB Jaya, seperti pembakaran mobil polisi dan bentrokan dengan ormas lain.
“Kami tidak ingin hal seperti itu terjadi di Tarakan. Kondusivitas dan keamanan adalah prioritas kami,” tegasnya.
Menurut Ricky, kehadiran ormas baru seperti GRIB Jaya berpotensi menggeser eksistensi ormas adat lokal.
Namun, ia menegaskan bahwa aliansi ormas adat lokal akan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga Tarakan.
“Kami tidak akan pernah tergeser. Kami akan terus menjaga kondusivitas dan keamanan di Kota Tarakan,” katanya.
Ricky juga berpesan kepada pemerintah agar mempertimbangkan aspek budaya dan adat yang telah mengakar di Bumi Paguntaka sebelum mengizinkan masuknya ormas baru.
“Jangan sampai tatanan budaya kami diabaikan. Kami sepakat, tidak ada celah untuk GRIB Jaya di Tarakan,” tegasnya.
Meski belum mendeteksi keberadaan GRIB Jaya di Tarakan, aliansi ormas adat lokal menyatakan akan terus memantau situasi.
“Jika rumor ini terbukti benar, kami akan kembali turun dengan jumlah massa yang lebih besar untuk menyuarakan penolakan,” ungkap Ricky.
Koordinator lapangan dari aliansi ormas adat lokal Kota Tarakan, Ricky Febriansyah didampingi sejumlah ketua ormas adat lokal Kota Tarakan.(*)
Sudirman