Teuku Muda Fanhash S.Sos, Demisioner Sekjen SMNI UNIMAL, Kecam Keras Pembunuhan Imam Penjual Mobil oleh Oknum TNI AL

Indonesia Investigasi

 

Lhokseumawe, 19 Maret 2025 – Insiden memilukan kembali mencoreng institusi pertahanan negara. Seorang warga sipil bernama Imam, yang dikenal sebagai pedagang mobil bekas di kawasan Lhokseumawe, dilaporkan menjadi korban pembunuhan keji yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI Angkatan Laut. Kejadian tragis ini terjadi saat transaksi jual beli unit mobil Toyota Innova, yang justru berujung pada hilangnya nyawa seorang suami sekaligus ayah dari tiga orang anak tersebut.

 

Bacaan Lainnya

Korban, Imam, dikenal sebagai sosok yang ramah, jujur, dan bekerja keras dalam menghidupi keluarganya. Selain menjadi tulang punggung keluarga, Imam juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di lingkungannya. Kepergiannya yang tragis meninggalkan duka mendalam bagi istri dan ketiga anaknya yang kini kehilangan sosok ayah dan suami tercinta.

 

Dalam keterangannya kepada media, Teuku Muda Fanhash, Demisioner Sekretaris Jenderal Serikat Mahasiswa Nasional Indonesia (SMNI) Universitas Malikussaleh, mengecam keras tindakan keji tersebut. Ia menilai bahwa peristiwa ini adalah bentuk pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, serta mencoreng nama baik institusi militer yang seharusnya menjadi pelindung rakyat, bukan malah menjadi ancaman bagi warga sipil.

 

“Kami dari SMNI Universitas Malikussaleh menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya almarhum Imam. Ini bukan hanya tragedi bagi keluarga korban, tetapi juga tamparan keras bagi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan di negeri ini. Kami mengecam keras tindakan biadab yang dilakukan oleh oknum TNI AL tersebut,” tegas Teuku Muda Fanhash dalam pernyataannya, Selasa (19/03).

 

Ia menuntut agar aparat penegak hukum, baik militer maupun sipil, segera mengusut tuntas kasus ini secara transparan dan adil. Teuku Muda mendesak agar pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku, tanpa ada intervensi ataupun upaya melindungi dari institusi manapun.

 

“Almarhum Imam meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak yang masih kecil. Mereka kini harus menjalani hidup tanpa kepala keluarga yang selama ini menjadi tumpuan harapan. Kami menuntut keadilan ditegakkan setegak-tegaknya. Pelaku pembunuhan harus diadili di pengadilan yang terbuka dan dihukum seadil-adilnya, sesuai dengan prinsip negara hukum yang menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia,” tambah Teuku Muda.

 

Ia juga mengingatkan bahwa kasus ini seharusnya menjadi evaluasi serius bagi institusi militer untuk menertibkan dan mendisiplinkan anggotanya, agar peristiwa serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang. Teuku Muda menyebut bahwa kekuasaan militer bukanlah alat untuk menindas rakyat, melainkan pelindung yang menjaga kedaulatan dan keamanan masyarakat.

 

“Sudah saatnya seluruh komponen masyarakat, termasuk institusi militer, berbenah dan benar-benar membela hak rakyat kecil. Jangan sampai kepercayaan masyarakat terhadap aparat negara hancur karena ulah segelintir oknum yang mencederai sumpah mereka sendiri,” pungkasnya.

 

Serikat Mahasiswa Nasional Indonesia (SMNI) Universitas Malikussaleh turut menyatakan solidaritas penuh kepada keluarga korban, serta siap mendampingi upaya hukum agar keadilan benar-benar ditegakkan.

 

Saat ini, kasus tersebut sedang dalam penanganan pihak berwenang. Masyarakat berharap tidak ada lagi praktik-praktik kekerasan oleh aparat terhadap warga sipil yang tak bersalah. (Fajar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *