Indonesia InvestigasiĀ
PESISIR BARAT – Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotiksan), Suryadi, S.IP., M.M., menginformasikan bahwa, Staf Ahli Sekretariat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Barat (Pesibar) Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia (SDM), Dra. Henny Yulistiani, M.M, membuka kegiatan rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kabupaten Tahun 2024, di Aula Losmes Sunset Beach Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah, Rabu (11/12/2024).
Kegiatan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), dr. Budi Wiyono, M.H., para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), forkopimda, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas se-Pesibar.
Dalam sambutan Bupati, Dr. Drs. Agus Istiqlal, S.H., M.H., yang disampaikan Staf Ahli, Henny Yulistiani mengatakan bahwa, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional, dan Pesibar menjadi salah satu kabupaten prioritas, dari 514 kabupaten/kota di Indonesia. Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang di bawah rata-rata, dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.
“Kita harus mengevaluasi apakah program-program yang telah dilakukan memberikan dampak yang signifikan dalam upaya penurunan stunting terutama di Pesibar dan dapat mencari terobosan-terobosan baru dimana upaya penurunan stunting yang dimulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga hingga di lingkungan masyarakat,” ujar Staf Ahli, Henny Yulistiani.
Staf Ahli, Henny Yulistiani menjelaskan, upaya dari lingkup keluarga, anggota keluarga harus bisa menjaga kebersihan tempat tinggalnya, mengatur pola hidup sehat dan menjaga kesimbangan gizi pada keluarganya dengan cara mengkonsumsi sayuran sehat menghindari makanan yang menggunakan bahan pengawet. “Dalam hal ini tugas perangkat pekon, penyuluh lingkungan, penyuluh kesehatan dapat berperan aktif dalam memberikan ilmu pengetahuan atau penyuluhan tentang upaya apa saja dalam pencegahan stunting. Contohnya menanam sayur-sayuran organik disekitar rumah secara sehat, menanam toga, menanam buah-buahan dan memelihara ikan dan lain sebagainya,” lanjut Staf Ahli, Henny Yulistiani.
Staf Ahli, Henny Yulistiani berharap dengan upaya yang dilakukan dari lingkup terkecil akan menciptakan lingkungan yang sehat, masyarakat yang sehat, calon pengantin yang sehat, ibu-ibu hamil yang sehat yang tentunya akan melahirkan anak-anak yang sehat juga dan terhindar dari terjadinya stunting. “Diminta kepada seluruh OPD dan para stakeholder, untuk tetap memantau status gizi kelompok rentan, dengan menerapkan enam langkah pengendalian pencegahan infeksi nyang tepat. Diantaranya pertama, integrasi program untuk menjaga gizi seimbang. Kedua, mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan. Ketiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan balita. Keempat, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang. Kelima, penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro. Dan keenam, pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor,” tukas Staf Ahli, Henny Yulistiani.
(Jurnalis muda)