Barabai, Kalimantan Selatan – Serda Tajuddin, seorang Babinsa dari Koramil 1002-07/Batu Benawa, turut membantu petani dalam proses panen padi tugal di Desa Haliau, Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada Minggu (17/03/2024).
Proses panen kali ini berbeda dengan panen padi pada umumnya di lahan persawahan, melainkan panen padi Siam Buyung yang ditanam di ladang tanpa pengairan khusus.
Menurut penjelasan dari Ilham, pemilik lahan, padi Siam Buyung merupakan varietas lokal yang memiliki nilai jual tinggi, dengan beras yang terkenal harum dan nasinya yang gurih. Proses pertumbuhan memerlukan waktu 5 bulan 10 hari sebelum bisa dipanen.
Lebih lanjut, Ilham menjelaskan bahwa cara menanam padi Siam Buyung dilakukan dengan metode tugal atau menggunakan batuan pasak kayu yang ditumbukkan ke tanah untuk membuat pola lubang, kemudian benih disemai di dalam lubang tersebut. Padi Siam Buyung membutuhkan perawatan yang minim seperti pemupukan dan penyemprotan, berbeda dengan pertanian padi di sawah.
Untuk proses panen, digunakan alat bernama “Ranggaman” yang terbuat dari kayu dengan pola segi empat kecil dan pegangan dari bambu di kedua sisinya. Di ujung ranggaman terdapat potongan silet yang digunakan untuk memotong padi dari batangnya. Proses panen tidak menggunakan arit karena padi Siam Buyung memiliki tinggi yang cukup dan rentan rontok, sehingga dapat mengurangi hasil panen jika padi jatuh ke tanah. Pemisahan padi dari tangkainya dilakukan secara tradisional dengan cara “diirik” atau digiling menggunakan kaki.
Serda Tajuddin menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam membantu panen padi merupakan wujud dukungan dari TNI, khususnya Babinsa, dalam mendukung ketahanan pangan. Hal ini menunjukkan komitmen TNI dalam memberikan pendampingan langsung kepada petani dalam proses pertanian.
“Ini adalah bentuk nyata Babinsa dalam mendukung petani di desa binaannya,” tegasnya.
(Pen1002hst/Jumardin)