Sahla Rizka Wakili Aceh Tamiang di Final MTQ XXXVII Provinsi Aceh

 

Indonesia Investigasi 

 

PIDIE JAYA, 6 November 2025 — Kafilah Kabupaten Aceh Tamiang menorehkan capaian membanggakan pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 tingkat Provinsi Aceh yang digelar di Kabupaten Pidie Jaya. Dari segenap peserta mengikuti cabang-cabang MTQ, satu nama berhasil menembus babak final, yakni Sahla Rizka, peserta cabang Musabaqah Tafsir Al-Qur’an Bahasa Arab asal Kecamatan Manyak Payed.

Bacaan Lainnya

 

Sahla tampil dengan penuh percaya diri dan pemahaman mendalam terhadap teks Al-Qur’an. Penampilannya di babak final yang berlangsung pada Sabtu (1/11) malam mendapat apresiasi dari pelatih dan pendamping, karena dianggap mampu menunjukkan kemampuan yang stabil sejak babak penyisihan hingga penentuan akhir.

 

Pelatih cabang tafsir Al-Qur’an, Ust. Abu Mali, S.Pd.I, mengungkapkan rasa bangga atas pencapaian tersebut.

 

“Kami sangat bersyukur, Sahla adalah satu-satunya peserta dari Aceh Tamiang yang berhasil mencapai babak final. Penampilannya di panggung final juga tidak mengecewakan. Insya Allah, semoga ini menjadi motivasi bagi peserta lain agar terus semangat belajar dan berprestasi di masa mendatang,” ujarnya.

 

Keberhasilan Sahla menembus final menjadi catatan penting bagi kafilah Aceh Tamiang, yang sejak awal menunjukkan kesiapan dan semangat tinggi dalam mengikuti setiap cabang perlombaan. Meski hanya satu peserta yang berhasil mencapai final, sejumlah peserta lainnya diyakini juga berhasil mencatat prestasi membanggakan dengan meraih peringkat harapan 1, 2, dan 3 di berbagai cabang musabaqah, hal ini berdasarkan analisis nilai-nilai yang sebelumnya telah dirilis resmi oleh panitia.

 

Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Tamiang, H. Syamsul Rizal, S.Ag., MAP, yang memimpin langsung rombongan kafilah ke Pidie Jaya, menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh peserta.

 

“Kita bersyukur atas perjuangan para peserta yang telah tampil dengan semangat dan dedikasi tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembinaan di tingkat kabupaten terus berkembang. Kami bangga karena kafilah Aceh Tamiang mampu bersaing di tingkat provinsi,” ucapnya.

 

Ia juga menambahkan, capaian tersebut menjadi dorongan agar seluruh pihak terus memperkuat pembinaan di bidang tilawatil Qur’an, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten. “Prestasi ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki generasi muda kita. Dengan pembinaan yang berkelanjutan, insya Allah ke depan hasilnya akan semakin baik,” katanya lagi.

 

Ketua rombongan juga mengakui bahwa kompetisi di MTQ kali ini berlangsung sangat ketat. Seluruh kabupaten dan kota di Aceh mengirimkan peserta terbaik dengan persiapan matang.

 

“Persaingan di MTQ tahun ini sangat luar biasa. Banyak peserta tampil dengan kemampuan di atas rata-rata, baik dalam tilawah, tahfidz, maupun tafsir. Ini pertanda bagus bagi syiar Al-Qur’an di Aceh,” ujarnya menambahkan.

 

Pelaksanaan MTQ XXXVII tingkat Provinsi Aceh di Pidie Jaya berlangsung semarak, diikuti oleh ribuan peserta dari 23 kabupaten dan kota di seluruh Aceh. Rangkaian kegiatan berlangsung selama sepekan dengan berbagai cabang perlombaan seperti tilawah, tahfidz, tafsir, qira’at sab’ah, kaligrafi, karya tulis ilmiah Al-Qur’an dan lain-lain.

 

Kafilah Aceh Tamiang sebelumnya dilepas secara resmi oleh Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi, pada Rabu (29/10) di halaman Gedung Islamic Center. Dalam sambutannya, bupati berpesan agar seluruh peserta menjunjung tinggi sportivitas, menjaga kebersamaan, dan menampilkan kemampuan terbaik demi membawa nama baik daerah.

 

Capaian yang diraih oleh Sahla Rizka menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Aceh Tamiang. Selain menunjukkan hasil dari pembinaan berkelanjutan, keberhasilan tersebut juga menjadi bukti bahwa semangat generasi muda dalam mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an terus tumbuh kuat di daerah perbatasan timur Aceh tersebut.

 

“Kita berharap semoga Sahla dan peserta lainnya terus bersemangat, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda Aceh Tamiang untuk mencintai dan menghafal Al-Qur’an. MTQ bukan hanya kompetisi, tetapi wadah pembentukan karakter Qur’ani,” tutup H. Syamsul Rizal.

 

Khalis Tampiaba/(red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *