Indonesia investigasi
Tanggamus, Lampung – Sudah terlalu parah dugaan korupsi terindikasi dilakukan oleh oknum Kepala Pekon (Desa) Umbar Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus, Lampung dalam pengelolaan dana desa (DD).
Semakin parahnya, ditambah lagi ada juga dugaan pelanggaran Administrasi dan disiplin kerja, yaitu adanya keterangan dari warga masyarakat bahwa oknum Kakon jarang masuk kantor, Sabtu 23/11/2024.
Bermula ketika Tim media dari organisasi profesi Komite Wartawan Indonesia (KWI) DPC Tanggamus berjumlah 11 orang, menyambangi Kantor Pekon Umbar pada hari Jum’at 22 Nopember 2024 pagi dan mendapati kantor pekon sudah tutup.
Lalu Tim mencari informasi dengan berkunjung ke rumah warga, dan oleh beberapa warga sangat kompak menyatakan, ”Kepala Pekon gak ada bang, semalam dia ada hanya untuk hadir acara do’a, sekarang mungkin sudah pulang lagi ke Bandar Lampung,” ujar warga itu.
Kata warga setempat lagi, “Kepala Pekon Umbar ini memang susah kalau mau ketemu karena dia tinggal di Bandar Lampung, paling dua atau tiga kali dia ngantor dalam sebulannya. Ini memang sudah parah betul kakon ini, tetapi bila orang -orang dekat dia agak gampang nemuinya,” ungkep warga.
Ditambahkan oleh warga, ”Kami ini kemarin dikasih bibit pala, saya dapat 8 buah bibit dengan ukuran polibag kecil baru berdaun 6 apa 8 gitu, gak tau kalo itu harganya Rp. 25.000, satunya, setau saya disekitar sini juga ada yang jual bibit pala cuma Rp. 7.500,” beber warga.
Sebenarnya banyak item -item yang perlu untuk dipertanyakan atau di lakukan Audit investigatif oleh APH, diantaranya juga seperti pengadaan Kabel listrik dan kWH dananya diduga telah di Mark-up, belum lagi mesin sumur bor, pembayaran petugas kebersihan juga hanpir seratus juta,” keluh warga.
Dilain tempat, Abang si pengembala sapi milik pekon juga menerangkan bahwa, ”Sapi ini waktu itu masih kecil betul, mungkin harga sekitar 6 juta atau 7 juta gitu, nah kalo dinilai jual sekarang paling 12 juta atau 13 juta lah, saya gak tau kalau beli sapi itu 50 juta dua ekornya,” cerita si pengembala.
Masih di Pekon Umbar awak media juga mendapatkan keterangan dari supir ambulan, “Ya bang, untuk ganti oli 3 (tiga) bulan sekali tergantung kilometernya dan untuk anggaran pembelian bensin satu bulanya satu juta rupiah,” tutur supir ambulan
Untuk berimbangnya suatu berita awak media mencoba konfirmasi kepada kepala pekon melalui via WhatsApp untuk mendapatkan tanggapan dan keterangan dari kepala pekon tetapi belum ada respon meskipun handphone dalam keadaan aktif.*
(Husni)