Indonesia InvestigasiĀ
Simalungun –Puskesmas Kerasaan tidak layak dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Hal ini di sampaikan oleh seorang warga Niar (48) dalam Reses kesatu DPRD Kabupaten Simalungun Umar Yani SE di kampung Hulam Kelurahan Kerasaan 1 kecamatan Pematang Bandar. Senin (11/2) sekira jam 14.00 Wib.
Niar sebagai warga setempat mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu ada warga Kerasaan yang mau melahirkan dan oleh keluarganya di bawa ke Puskesmas Kerasaan agar ibu hamil bisa melahirkan bayi dengan selamat di tangan ahli bidannya.
Namun Alangkah terkejutnya keluarga ketika di saat genting dan krisis dan korban memerlukan bantuan pernafasan. Namun pihak Puskesmas tidak memiliki persediaan tabung oksigen. “Bagaimana kalau terjadi apa apa. Persediaan Tabung oksigen saja Puskesmas tidak punya” kata Niar mengadu.
Bukan itu saja, ketika sehabis melahirkan ternyata puskesmas juga tidak memiliki tempat tidur bayi. Kondisi ini membuat cemas dirinya, menurutnya dengan kondisi tersebut Puskesmas Kerasaan tidak layak dalam melayani kesehatan masyarakat.
Anggota DPRD Umar Yani di dampingi oleh rekannya Girun mengatakan akan segera menindak lanjuti aduan tersebut. Ia berjanji dalam beberapa hari mendatang akan berkunjung ke Puskesmas Kerasaan untuk memperifikasi masalah tersebut. “Kalau ternyata benar nanti kita panggil Kepala Dinas Kesehatan Simalungun untuk segera melakukan pembenahan” katanya.
Hal senada juga di sampaikan oleh ketua Maujana Simalungun Zulparianto Damanik. Menurutnya Puskesmas Kerasaan sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat harus siaga 24 jam demi kepentingan masyarakat banyak.
Oleh karena itu harus di lengkapi dengan fasilitas yang memadai. Jangan sampai masyarakat yang pergi berobat ke Puskesmas kembalinya menjadi tambah sakit. ” Puskesmas itu di lengkapi dengan dokter, bidan dan perawat yang profesional yang mengerti tentang lingkungan, kebersihan, sanitasi dan peralatan yang layak” katanya.
Acara Reses tersebut di hadiri oleh anggota DPD Golkar Simalungun Zainal Abidin. tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tamu lainnya. (Gona)