Indonesiainvestigasi.com
Labuhan Batu – Sumatera Utara, 10 Oktober 2025 — Suhu amarah publik kian memuncak. Sosok yang dikenal dengan sebutan Hendra Ayam kini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Labuhan Batu. Ia diduga kuat sebagai gembong besar peredaran narkoba jenis sabu yang beroperasi secara terang-terangan dan seolah tak gentar terhadap aparat penegak hukum.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, Hendra Ayam memiliki jaringan peredaran sabu di beberapa titik strategis, salah satunya di lingkungan Kampung Salam, Kelurahan Ujung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Warga setempat mengaku resah dengan aktivitas mencurigakan di wilayah itu yang disebut-sebut dikendalikan oleh sang bandar.
“Kalau itu benar bang, si Hendra Ayam itu udah gemuk dalam peredaran sabu. Tinggalnya di Bina Insan Perdamean Sigambal sana bang. Di Kampung Salam ini salah satu titiknya,”
ucap beberapa warga dengan nada serius, Jumat (10/10/2025).
Warga juga menilai bahwa Hendra Ayam bukan pemain kecil, melainkan sosok yang diduga memiliki jaringan luas dan perlindungan kuat, sehingga membuatnya berani menantang hukum. Julukan “ayam” seolah menjadi simbol kelicikan dan kelincahannya dalam menghindari jerat aparat.
Publik kini menyoroti kinerja Satnarkoba Polres Labuhan Batu, Kodim 0209/LB, hingga Subdenpom I/1-2 Rantau Prapat, agar tidak tinggal diam terhadap fenomena yang sudah sangat meresahkan ini. Masyarakat menuntut agar aparat segera memburu, menangkap, dan melumpuhkan jaringan Hendra Ayam yang disebut-sebut telah lama beroperasi.
“Kalau dibiarkan, bisa hancur generasi muda di sini. Kami minta aparat jangan takut, jangan pilih kasih. Tangkap itu Hendra Ayam!” tegas warga dengan nada tinggi.
Situasi ini menjadi ujian serius bagi aparat penegak hukum di Labuhan Batu. Publik menilai, keberanian Hendra Ayam yang diduga beroperasi tanpa rasa takut menunjukkan adanya tantangan nyata terhadap wibawa hukum dan aparat negara.
Kini, mata masyarakat tertuju pada langkah tegas aparat — apakah hukum benar-benar tajam ke atas, atau justru tumpul ketika menghadapi gembong besar seperti Hendra Ayam.
Penulis : Chairul Ritonga
