Indonesiainvestigasi.com
LABUHANBATU, SUMATERA UTARA –Gelombang kemarahan publik kian membara di Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Warga dari berbagai desa bersatu menyuarakan desakan keras kepada aparat penegak hukum agar segera mengejar, memburu, menangkap, dan melumpuhkan seorang sosok yang disebut-sebut menjadi otak sekaligus pembagi narkoba jenis sabu di wilayah tersebut, yakni Donaa.
Nama Donaa kini menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Bilah Hilir. Sosok ini diduga kuat menjadi distributor utama jaringan sabu yang telah meracuni banyak generasi muda. Menurut informasi yang dihimpun dari berbagai sumber terpercaya, Donaa disebut memiliki omzet fantastis mencapai ratusan juta rupiah per minggu dari bisnis haramnya itu.
Tak berhenti di situ, Donaa juga diduga memiliki jaringan kuat di beberapa titik wilayah yang menjadi basis peredaran sabu. Jaringan tersebut tersebar di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Bilah Hilir, antara lain:
– Lingkungan Titi Panjang Hulu, Sei Bomban, Kelurahan Negeri Lama, dengan pengendali lapangan berinisial Marihot.
– Dusun Blok 5, Desa Kampung Bilah, di bawah kendali orang berinisial BP.
– Desa Sidomulyo, yang juga disebut menjadi salah satu lokasi aktif peredaran sabu jaringan Donaa.
Berdasarkan penelusuran, Donaa diketahui bertempat tinggal di Simpang Cisadane, Desa Sei Tampang, Kecamatan Bilah Hilir, yang juga diduga menjadi markas operasi dan tempat penyimpanan barang haram tersebut. Serta menjalankan bisnis haram ny tersebut.
Lebih mengejutkan lagi, sumber di lapangan menyebut bahwa bos besar dari Donaa adalah seseorang berinisial Wawan, warga Desa Brombang. Wawan diduga merupakan aktor di balik layar yang mengatur distribusi sabu ke berbagai wilayah, sementara Donaa berperan sebagai pengatur pembagian dan pengendali lapangan.
“Benar bang, info yang kami terima si Donaa ini tukang bagi sabu ke beberapa desa. Bosnya si Wawan itu warga Brombang. Donaa ini sudah lama main, licin dan kebal hukum,” ujar salah satu sumber masyarakat dengan nada tegas (04/11/2025).
Kabar ini memantik kemarahan besar masyarakat Bilah Hilir. Publik menilai aktivitas peredaran sabu di wilayah mereka telah berlangsung lama dan semakin merajalela tanpa ada tindakan tegas yang nyata dari pihak penegak hukum.
Masyarakat pun mendesak keras Polsek Bilah Hilir dan Satnarkoba Polres Labuhanbatu agar segera bergerak cepat melakukan penyelidikan, pengejaran, dan penangkapan terhadap Donaa serta jaringannya.
“Kami tidak mau daerah kami dijadikan sarang narkoba. Polisi harus segera turun tangan, tangkap Donaa dan bosnya. Jangan tunggu korban bertambah. Kami ingin rasa aman kembali,” tegas salah satu tokoh masyarakat Bilah Hilir dengan nada geram.
Publik juga berharap pihak Satnarkoba Polres Labuhanbatu benar-benar menunjukkan komitmennya dalam memberantas peredaran narkoba yang sudah menghancurkan banyak kehidupan di daerah itu.
“Sudah seharusnya aparat menindak tegas. Kalau benar Donaa kebal hukum, tunjukkan bahwa hukum itu tidak bisa dibeli. Tangkap dan lumpuhkan para pelaku yang merusak masa depan generasi muda,” ujar warga lainnya.
Fenomena peredaran narkoba yang disebut-sebut dikendalikan oleh Donaa ini menjadi ujian serius bagi kinerja aparat hukum di Labuhanbatu. Masyarakat kini menunggu bukti nyata, bukan sekadar janji.
Jika aparat mampu menindak tegas jaringan ini, hal itu akan menjadi angin segar bagi masyarakat Bilah Hilir yang sudah lama merasa resah dan kehilangan rasa aman akibat aktivitas peredaran sabu yang terus tumbuh subur di wilayah mereka.
“Bila hukum tidak bergerak, masyarakat tidak akan diam,” tutup salah satu warga dengan penuh kekesalan.
Penulis ; Chairul Ritonga







