Indonesia Investigasi
LAMPUNG – Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Hanan A. Rozak secara resmi mengumumkan nama pengurus DPD Partai Golkar Provinsi Lampung Periode 2025-2030.
Dari ratusan nama pengurus yang tercantum di SK nomor Skep-17/DPP/GOKAR/X/2025 Tentang Pengesahan Komposisi Dan Personalia DPD Partai Golkar Provinsi Lampung periode Tahun 2025 – 2030, beberapa nama tokoh senior Partai Golkar yang terkenal vokal dan kritis terpental. Misalnya Drs. H. Azwar Yacub dan Ir. H. Ismet Jayanegara.
Sebelumnya baik Azwar Yacub maupun Ismet Jayanegara secara terang-terangan mengkritisi pelaksanaan Musda DPD Partai Golkar Lampung hari Minggu, 31 Agustus 2025 lalu.
”Buat Apa. Tak ada gunanya. Legalitasnya juga Diragukan,” cetus Azwar Yacub, Rabu, 20 Agustus 2025 lalu.
Dikatakan saat itu, jalannya musda akan sia-sia. Pasalnya peluang para kandidat seperti, Abi Hasan Muan, Ricko Menoza, Ismet Roni, dan beberapa nama lain untuk maju sebagai Calon Ketua DPD Partai Golkar Lampung telah tertutup sudah.
Sebab ada kesan, DPP telah ada jago dan ikut cawe-cawe. Yakni telah menetapkan ketua hingga sekretaris DPD Partai Golkar Lampung, Hanan A. Rozak dan Aprozi Alam, dalam pertemuan bersama Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Lampung.
Jadi ini musda etoy-etoy namanya. Tak ada gunanya sama sekali. Mirisnya lagi, hanya para Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota yang dilibatkan. Sementara organisasi sayap Partai Golkar yang didirikan dan mendirikan seperti Kosgoro, SOKSI, MKGR, AMPI, AMPG, dan KPPG, tak dilibatkan dan diundang dalam pertemuan yang di gagas DPP. Tak pernah diajak berunding oleh DPP. Jadi sekali lagi ini musda etoy-etoy. Ini sama saja menutup peluang dan kesempatan bagi calon atau kader partai yang lain yang akan maju dalam kontestasi. Misalnya, ada nama Abi Hasan Muan, Rycko Menoza, Ismet Roni, serta masih banyak nama lainnya,” tegas Azwar Yacub beberapa waktu lalu.
Azwar Yacub mengaku kecewa, jika nilai demokrasi yang selama ini menjadi ciri khas Partai Golkar jadi hilang. Padahal bukan hal yang mudah menjadikan Partai Golkar sebagai partai modern yang mengadopsi nilai demokrasi dan mampu merangkul semua golongan dengan mengedepankan semangat moderat.
Tapi di Era Ketum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, ada kesan yang terjadi sebaliknya. Nilai demokrasi yang telah susah payah dibangun bersama, kini sepertinya akan hilang. Ada kesan partai bersifat otoriter dan selalu intervensi.
Contohnya ini saja. Belum ada musda, tapi nama Ketua-Sekretaris DPD Partai Golkar Lampung kedepan, sudah di plot. Sikap DPP yang melakukan “intervensi” mengumpulkan para ketua DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota dengan dalih silaturahmi, konsolidasi atau apapun sebutannya adalah tidak benar dan telah melanggar mekanisme partai,” cetus Azwar Yacub.
Mantan anggota DPRD Provinsi Lampung ini pun menyatakan kekhawatirannya, bila kondisi seperti ini terus terjadi dan dibiarkan. Tanpa ada yang berani melakukan kritik atau teguran keras.
Sikap ini saya sampaikan sebagai bentuk kecintaan terhadap partai. Sebagai rasa hormat dengan Ketum DPP Bahlil Lahadalia dan jajarannya. Karena jika, terus dibiarkan, bisa menimbulkan akumulasi kekecewaan kader, para tokoh, senior dan sepuh hingga mendorong gerakan mosi tidak percaya hingga desakan munaslub kepada DPP Partai Golkar,” urai Azwar Yacub lagi.
Hal senada juga pernah ditegaskan H. Ismet Jayanegara. Mantan anggota DPRD Provinsi Lampung ini pun pernah meminta proses pemilihan ketua Golkar berlangsung sesuai mekanisme partai.
Demokrasi kekeluargaan yang dibangun Golkar dengan susah payah akan menjadi rusak kalau sampai DPP Golkar melakukan intervensi,” tegasnya Sabtu, 16 Agustus 2025.
Pernyataan Ismet Jayanagera itu disampaikan menanggapi gejolak dan keresahan para kader, terkait pemanggilan Waketum DPP Golkar Adies Kadir terhadap 15 Ketua DPD II ke Jakarta.
Ismet Jayanegara yang dalam kepanitiaan Musda di dapuk Sekretaris Steering Comite (AC) menilai praktik pemanggilan para pemegang hak suara secara diam-diam oleh Adies Kadir sebagai bentuk intervensi.
“Apalagi kabarnya sudah ditetapkan Ketua dan Sekretaris, padahal tahapan Musda belum dimulai,” katanya.
Ismet mengingatkan sesuai petunjuk pelaksanaan (Juklak) Musda, Ketua DPD Golkar ditetapkan melalui forum Musda, sedangkan Sekretaris dan pengurus lainnya diputuskan oleh formatur.
“Tidak boleh kocok bekem (diputus sepihak),” pungkasnya.
Kini, seiring dengan ditetapkannya Hanan A. Rozak sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung, nama Azwar Yacub maupun Ismet Jayanegara pun menghilang dan tak masuk di struktur pengurus DPD Partai Golkar Lampung Periode 2025-2030.
Menurut Hanan struktur kepengurusan sudah dibahas bersama anggota formatur yang ditunjuk dimusda dan telah disetujui Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia.
Untuk Ketua Harian dijabat Riza Mirhadi. Sekretaris DPD Partai Golkar Lampung dipegang Aprozi Alam. Serta Bendahara, Toni Eka Candra.
Hendrik Iskandar