Karang Intan, Kalimantan Selatan – Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Kalimantan Selatan (Kalsel) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-20 dengan berpartisipasi dalam lomba tari daerah, salah satu rangkaian acara meriah untuk memeriahkan HUT ke-20 PIPAS. Tari Mehaga Banua dipilih sebagai penampilan unggulan oleh anggota PIPAS Kalsel dalam kompetisi yang diikuti oleh seluruh PIPAS di seluruh Indonesia.
“Tari Mehaga Banua merupakan kreasi baru yang terinspirasi dari tari tradisional Dayak Ngaju, yang merupakan bagian dari budaya masyarakat Kalimantan Selatan. Tarian ini mengandung gerakan dinamis yang mencerminkan semangat dan keberanian pemuda Dayak,” ungkap anggota PIPAS Lapas Narkotika Kelas IIA Karang Intan, Dita Rebecca, pada Senin (19/2/1024).
Dita, seorang penari dalam lomba tersebut, menambahkan bahwa para penari membawa mandau, senjata tradisional Dayak, sebagai simbol pertahanan terhadap wilayah mereka. Mandau melambangkan semangat perlawanan saat tanah mereka diserang oleh musuh.
“Tari Mehaga Banua menceritakan tentang pentingnya menjaga tanah tempat kita tinggal dengan sepenuh jiwa, sebagai warisan leluhur yang harus dijaga dengan penuh keberanian. Meskipun wajah para penari memancarkan kecantikan, namun mereka juga menunjukkan keberanian dalam menjaga tanah leluhur,” tambahnya.
Syarifah Said Mahdar, istri Kepala Divisi Pemasyarakatan Kalsel dan Ketua PIPAS Kalsel, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam persiapan, sehingga PIPAS Kalsel dapat ikut serta dalam merayakan HUT ke-20 PIPAS tahun 2024.
“Kami telah berusaha semaksimal mungkin, dan kami berharap juri dapat memberikan penilaian yang adil kepada tim tari PIPAS Kalsel,” tandasnya.
PIPAS Kalsel mengirimkan video pertunjukan tari sesuai dengan format dan persyaratan yang ditetapkan oleh panitia. Video tersebut diambil di Masjid Bambu di Desa Kiram, salah satu objek wisata baru bagi masyarakat Kalimantan Selatan.
(Rhn)