Indonesia Investigasi
Lhokseumawe, Aceh – Harga ayam potong di Aceh, mengalami lonjakan yang tajam. Dalam waktu seminggu, harganya naik dari Rp17.000 per kilogram menjadi Rp22.500 per kilogram. Kenaikan harga yang drastis ini membuat para penjual ayam potong di pasar Inpres, Gampong Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, kota Lhoksemawe, senin (6/82024) meupep-pep, mengeluh tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam menjual dagangannya.
Menurut Rian, salah satu penjual ayam potong di Pasar Inores kota Lhokseumawe, kenaikan harga ini sangat mempengaruhi penjualannya. “Biasanya dalam sehari saya bisa menjual 130 kilogram ayam potong, tetapi sejak harga naik, penjualan turun drastis. Pembeli banyak yang mengeluh harga terlalu mahal dan lebih memilih membeli daging lain,” ungkap Rian.
Faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga ayam potong ini adalah tingginya biaya pakan dan distribusi. “Harga pakan ayam juga naik, ditambah lagi dengan biaya transportasi yang semakin mahal. Kami sebagai penjual kecil hanya bisa mengikuti harga dari pemasok, sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk menahan harga,” kata Cut Wardah penjual lainnya di pasar yang sama.
Masyarakat pun merasakan dampak dari kenaikan harga ini. Ibu Jamaliah, seorang ibu rumah tangga yang rutin berbelanja di pasar tradisional, mengaku harus mengurangi pembelian ayam potong untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Kami jadi lebih sering membeli tempe dan tahu sebagai pengganti daging ayam. Harga ayam yang naik membuat anggaran belanja kami membengkak,” ujar ibu Jamaliah.
Kenaikan harga ayam potong ini kita mengharapkan perhatian dari pemerintah setempat. Dinas Perdagangan Kota Lhokseumawe, yang kita harapkan mengadakan rapat koordinasinya dengan para distributor dan pemasok ayam potong untuk mencari solusi. “Kami berupaya mencari solusi terbaik agar harga ayam potong bisa kembali stabil. Salah satunya adalah dengan memastikan distribusi berjalan lancar dan tidak ada permainan harga di lapangan,” kata, Rian.
Namun, para penjual ayam potong berharap ada tindakan nyata yang bisa segera diimplementasikan.
“Kami berharap pemerintah bisa membantu menekan harga pakan dan transportasi agar harga ayam potong bisa kembali normal. Kalau tidak, kami takut pelanggan akan terus berkurang,” keluh Ahmad.
Situasi ini menandakan bahwa dinamika harga di pasar tradisional sangat dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal. Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, pemasok, dan penjual untuk menjaga stabilitas harga agar tidak memberatkan masyarakat.
Harga ayam potong yang melambung tinggi ini diharapkan hanya bersifat sementara, sehingga baik penjual maupun pembeli bisa kembali merasakan kestabilan dalam kegiatan jual beli sehari-hari.
Penulis : Muslim.