Pemerintah Pekon Gedung Cahaya Kuningan Mengajak Masyarakat Melestarikan Budaya Tradisi Lampung

Indonesia Investigasi

Pesisir Barat, Lampung – Dalam upaya mempertahankan tradisi adat Krui di Pesisir Barat Lampung, Peratin Gedung Cahaya Kuningan, Paizal Hakim SPD, mengajak seluruh masyarakat, khususnya pekon setempat, untuk turut serta dalam memberikan penerangan di halaman rumah masing-masing dengan cara membuat susunan batok kelapa (tempurung) di depan rumah, pada Kamis (4 April 2024).

Peratin Paizal Hakim SPD menjelaskan proses pembuatan penyusunan tempurung tersebut dengan cara menyusun tegak lurus pertama diberi tiang penahan agar kuat dan tidak mudah roboh. Kemudian dilanjutkan dengan penyusunan batok kelapa yang sudah dilobangi. Batok kelapa tersebut kemudian dimasukkan ke tiang yang sudah disiapkan tadi, setelah selesai pemasangan, baru bisa dibakar pada tanggal 6 April 2024 atau bertepatan dengan 27 Ramadhan 1445 Hijriah, 2024.

Dalam upaya melestarikan budaya teradisi malam pitu likokh, akan diselenggarakan bersama oleh Pemerintah Daerah setempat, dengan pembakaran batok kelapa yang telah disediakan oleh masyarakat sehingga dapat menimbulkan api dari atas yang akan secara alami merambat ke bawah, membakar susunan tempurung, dan menerangi lingkungan sekitarnya, jelasnya.

Bacaan Lainnya

Tradisi seperti ini hampir punah ditelan zaman yang semakin modern. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Pesisir Barat mengambil inisiatif untuk menggerakkan pemerintahan desa dalam memelihara budaya tersebut sebagai penghormatan kepada masa lalu yang gelap dan sebagai pengingat perjuangan nenek moyang kita dalam mempertahankan tanah air di tengah masa penjajahan, ujarnya.

Janganlah kita melupakan sejarah dan budaya yang pernah dialami oleh nenek moyang kita. Mereka telah berjuang dengan susah payah demi masa depan anak cucu mereka. Saat ini, anak cucu kita tidak mengalami hal serupa karena perkembangan zaman yang semakin maju. Oleh karena itu, Pemerintah Pesisir Barat menganggap penting untuk menghidupkan kembali sejarah agar generasi penerus dapat memahami warisan leluhur mereka, pungkasnya.

(Mawardi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *