Pelita Yang Redup, Kini Mulai Memancarkan Cahaya Kembali 

 

Indonesia Investigasi 

 

DARI kisah seorang anak yang tak pernah di kehendaki kehadirannya karena perjodohan sepasang insan manusia .

Bacaan Lainnya

 

Terlahirlah seorang anak perempuan . Namun kehadirannya bukanlah di anggap sebuah rezeki atau anugerah terindah , namun di anggap pembawa sial .

 

Tidak seperti anak-anak yang lain , yang mendapatkan perhatian dan kasih sayang . Hari – harinya selalu di kucilkan . Miris memang , tapi dia tidak tau mau harus kemana . Walau itu kedua orang tua kandung , di juga harus menahan lapar dan haus .

 

Walau semua keluarga masih utuh , tapi dirinya memang tidak pernah di anggap dari bahagian dari keluarga .

 

Namun dia berusaha untuk kuat . Walau dunia ini terasa begitu gelap . Tapi dia berusaha untuk bertahan .

 

Hari berganti Minggu , Minggu pun berganti bulan , bulan pun berganti tahun . Hingga tiba saat untuk memasuki sekolah dasar (SDN )

 

Rasanya tak mungkin mampu untuk anak seusianya untuk masuk sekolah . Tapi Allah maha kaya dan maha pengasih .

 

Sehingga dia bisa di terima untuk masuk sekolah . Kepedihan hati untuk yang kedua kali , pakaian sekolah pun tak ada . Sehingga mencari kain bekas yang sewarna dengan seragam sekolah di jahit dengan tangan .

 

Menjelang seragam itu selesai , hari – harinya ke sekolah memakai baju harian yang di pakai di rumah .

 

Namun semangatnya tak pernah padam , karna ada seorang kakek , ayah dari ibunya yang memberi suport dan dorongan .

 

Seorang kakek yang selalu menyemangati nya untuk taat dalam beribadah dan belajar mengaji .

 

Di sekolah dia selalu mendapat peringkat , sehingga para guru pun sayang padanya .

 

Setelah duduk di klas empat sekolah dasar dia mulai mencoba berdagang makanan yang di olah sendiri untuk mencari penghasilan untuk biaya hidup . Dari hasil usaha dagang nya itu , dia mampu membiayai sekolah dan membantu orang tuanya .

 

Namun perasaan iba kedua orang tua juga tak pernah dilihat nya .

Tapi hatinya tak pernah menyerah .

 

Hingga tahun pun berlalu , akhirnya dia memasuki sekolah menengah pertama (SMP ) masuk SMP pun di jalani sendiri , tanpa ada yang peduli .

 

Bagi nya itu sudah hal yang biasa .

Tak ada yang berbeda , bahkan terkadang ada penghasilan yang dia dapat dari honor mengajar mengaji pun , itu di serah kan pada orang tua . Untuk menambah kebutuhan keluarga .

Dia yakin di balik ujian ini Allah sayang pada dirinya .

 

Ermawati

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *