Nasib Tragis Nadya, Kolektor Koperasi BMT yang Terancam Kehilangan Segalanya

 

Indonesia Investigasi 

 

PEKALONGAN – Indonesia investigasi. com – (16/10/2025 ) ,Wajah Nadya (37), seorang ibu rumah tangga dan kolektor simpanan untuk koperasi BMT di Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, terlihat pucat dan lelah. Suaranya bergetar saat ia menceritakan cobaan berat yang dihadapinya sejak Lebaran 2024 lalu. Di tengah ketidakpastian, Nadya kini hidup dalam ketakutan.

Bacaan Lainnya

 

“Saya hanya kolektor, tugas saya mengumpulkan uang dari warga dan menyetorkannya ke koperasi. Totalnya sekitar 290 nasabah dengan jumlah uang mencapai Rp583 juta,” ungkap Nadya dengan mata berkaca-kaca, Kamis (16/10/2025).

 

Namun, sejak Lebaran tahun lalu, dana yang seharusnya dicairkan oleh pihak BMT tidak kunjung diterima. Sejak saat itu, hidup Nadya berubah menjadi mimpi buruk.

 

“Orang-orang datang marah-marah kepada saya. Saya digruduk, dilabrak, bahkan diancam akan dibakar rumahnya. Saya dicaci, dimaki, dan disalahkan, padahal saya juga korban dalam masalah ini,” kata Nadya pelan, ekspresi wajahnya memperlihatkan kepedihan yang mendalam.

 

Nadya mengaku telah berulang kali berusaha meminta kejelasan kepada pihak BMT, namun hingga kini belum ada titik terang. “Saya dijanjikan tukar guling tanah, tapi harganya jauh dari yang seharusnya. Rasanya saya disuruh untuk pasrah,” keluhnya.

 

Kini, Nadya hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Ia mengaku trauma setiap kali mendengar bunyi ketukan di pintu rumahnya. “Sekarang, setiap ada yang datang, saya langsung merasa takut. Kadang saya tidak berani membuka pintu. Saya sudah tidak tahu harus bagaimana lagi,” ungkapnya dengan nada putus asa.

 

“Banyak nasabah yang menitipkan uang hasil kerja keras mereka—pedagang, buruh, ibu-ibu pasar. Mereka semua berharap uangnya bisa kembali. Saya pun berharap yang sama,” tambahnya lirih.

 

Kasus ini menjadi bagian dari daftar panjang keluhan masyarakat terhadap lembaga keuangan yang berlabel Koperasi BMT, yang belakangan ini banyak tersandung masalah pencairan dana. Diharapkan, aparat terkait segera turun tangan untuk memberikan keadilan bagi para korban seperti Nadya dan ratusan nasabah lainnya yang terjebak dalam situasi serupa.( ARI)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *