(Penulis: Muhammad Ramadhanur Halim, S.HI,)
Indonesia Investigasi
Keumalahayati, laksamana perempuan pertama di dunia, adalah sosok yang tidak hanya dikenal karena keberaniannya di medan perang, tetapi juga karena kecerdasannya dalam diplomasi dan kepemimpinan. Dalam sejarah Kesultanan Aceh, Keumalahayati memainkan peran penting dalam mempertahankan kedaulatan dan martabat bangsanya. Sebagai seorang perempuan yang hidup pada abad ke-16, ia menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam memimpin dan berjuang untuk tanah air.
Keumalahayati lahir dari keluarga bangsawan yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan Aceh. Pendidikan yang ia terima di Madrasatul Banat dan Akademi Militer Baitul Maqdis membekalinya dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang tangguh. Keberhasilannya dalam mengalahkan Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di atas geladak kapal adalah bukti nyata dari keberanian dan keahliannya dalam strategi militer.
Dalam konteks keislaman, Keumalahayati adalah contoh nyata dari perempuan yang menjalankan perannya sesuai dengan ajaran Islam. Islam memberikan hak dan kedudukan yang sama kepada laki-laki dan perempuan dalam banyak aspek kehidupan. Dalil-dalil dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa yang membedakan manusia di hadapan Allah hanyalah ketakwaan dan amal perbuatan mereka. Keumalahayati menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab dan penuh dedikasi, menunjukkan bahwa perempuan dapat berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat.
Keumalahayati juga dikenal sebagai diplomat ulung yang berhasil menjalin hubungan baik dengan berbagai negara, termasuk Belanda. Kemampuannya dalam bernegosiasi dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi Kesultanan Aceh menunjukkan kecerdasannya dalam melakukan diplomasi. Keberhasilannya dalam diplomasi tidak hanya memperkuat posisi Aceh di kancah internasional, tetapi juga menunjukkan bahwa perempuan dapat memainkan peran penting dalam politik dan hubungan internasional.
Bagi perempuan Aceh saat ini, semangat dan warisan Keumalahayati adalah sumber inspirasi yang tak ternilai. Pada era zaman modern saat ini, perempuan Aceh dapat mengambil pelajaran dari keberanian, kecerdasan, dan dedikasi Keumalahayati untuk berkiprah di berbagai bidang. Pendidikan adalah kunci utama untuk mencapai hal ini. Dengan pendidikan yang baik, perempuan dapat mengembangkan potensi mereka dan berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan masyarakat.
Selain itu, penting bagi perempuan Aceh untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Kisah Keumalahayati menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam memimpin dan berjuang. Oleh karena itu, perempuan Aceh harus berani mengambil peran aktif dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, politik, maupun sosial.
Menghidupkan kembali semangat Keumalahayati berarti mengakui dan menghormati kontribusi perempuan dalam sejarah, masa kini dan masa mendatang, Dengan menjadikan Keumalahayati sebagai teladan, perempuan Aceh dapat terus bergerak maju dan berkiprah, membawa perubahan positif bagi masyarakat dan bangsa. Semangat Keumalahayati adalah semangat keberanian, kecerdasan, dan dedikasi yang harus terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Dahrul