Menggagas Masa Depan dan Perkuat Kapasitas Pekerja Informal Dalam Transisi Energi Yang Berkeadilan di Kalimantan Timur

 

IndonesiaInvestigasi.com

 

SANGATTA UTARA, KUTAI TIMUR, Sabtu, 20 September 2025 – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menyelenggarakan sebuah workshop bertajuk “Memperkuat Kapasitas Pekerja Informal Di Kalimantan Timur Dalam Menghadapi Transisi Energi” di Hotel Kubis Borneo Sangatta, Kutai Timur.

Bacaan Lainnya

 

Workshop ini merupakan bagian dari Program Innovation Regions for A Just Energy Transition (IKI-JET) Indonesia, yang dikerjakan bersama-sama dengan Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan, Minyak, Gas Bumi dan Umum (FSPKEP), dan berfokus pada transisi energi yang adil dan berkelanjutan di Indonesia. Wakil Presiden KSPI, Bung Kahar S. Cahyono dan H. Bambang Surjono, S.E., S.H., M.H Ketua Bidang Pendidikan DPP FSPKEP-KSPI yang keduanya juga Tim Transisi Berkeadilan KSPI, hadir sebagai narasumber.

 

Perdhana Putra, Ketua FSPKEP-KSPI Kabupaten Kutai Timur dan sebagai Trainer Nasional dalam Peningkatan Kemampuan Pekerja Dalam Menghadapi Transisi Pekerjaan Baru di Indonesia mengatakan, acara workshop ini dihadiri sebanyak 40 peserta yang hidup berdampingan secara langsung dan tidak langsung dengan perusahaan pertambangan batu bara yang terdiri dari 24 pekerja informal diantaranya: petani, nelayan, kurir berstatus mitra dan kurir lepas (freelance), tukang jahit, tukang batu, tukang antar galon, konten kreator, dsb. dan diikuti juga oleh perwakilan dari 3 Federasi Serikat Pekerja di Kutai Timur yang berafiliasi dengan KSPI khususnya di sektor pertambangan batu bara. Namun, sampai saat ini sangat disayangkan ternyata masih banyak karyawan mulai dari Entry Level s.d Direktur perusahaan tambang batu bara di Kutai Timur belum tahu sama sekali tentang transisi energi yang berkeadilan.

Sebelumnya FSKEP-KSPI dari tahun 2024 s.d 2025 juga pernah melakukan Program Workshop serupa yaitu:

“Memperkuat Posisi Tawar Serikat Pekerja Melalui Dialog Sosial Untuk Mewujudkan Transisi Yang dil, Merancang Strategi dan Aksi Nyata Demi Terwujudnya Transisi Berkeadilan Pada Industri Batu Bara Di Wilayah Kalimantan Timur, Pemetaan Pekerja Informal Pada Industri Batu Bara Di Kalimantan Timur.

 

Analisis Kebutuhan Pengembangan Keterampilan Untuk Pekerja/Buruh” dan 3 kali telah dilakukan Pelatihan Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Yang Memuat Klausul Transisi Berkeadilan” di Kutai Timur.

 

Workshop ini memiliki beberapa tujuan utama yang berfokus pada peningkatan kondisi dan perkuatan kapasitas pekerja informal dalam konteks transisi energi, memetakan kondisi dan kebutuhan pekerja informal melalui sharing pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi pekerja informal untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan tepat tentang peluang dan tantangan yang dihadapi pekerja informal untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, “.ucapnya.

 

Lanjutnya, -Program ini akan memberikan dukungan intensif untuk dialog sosial, pelibatan pemangku kepentingan, inovasi, kebijakan ketenagakerjaan dan serta proses transisi energi ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional (Indonesia).

 

Mitra dalam program ini di Indonesia antara lain: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementrian Ketenagakerjaan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Organisasi Pengusaha yaitu Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Asosiasi Pertambangan Batubara (APBI).

 

Konfederasi Serikat Pekerja di Indonesia yaitu KSPI dan KSBSI, Pengusaha dan Pekerja di sektor industri batu bara, masyarakat yang hidup berdampingan dengan perusahaan pertambangan batu bara, pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan utama lainnya yang relevan.

 

Peserta pelatihan sepakat bahwa transisi energi tidak boleh hanya dilihat dari sisi operasional perusahaan dan lingkungan dari Brown Job menjadi Green Job. Namun juga harus mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi serta pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa program transisi yang adil dapat berjalan sesuai yang diharapkan.

 

“Penting untuk mendengarkan suara dari bawah, terutama pekerja informal yang seringkali tidak diakui peranannya”.

 

Hasil workshop ini menjadi dasar bagi pengembangan program pelatihan apa yang dibutuhkan dan yang benar-benar mencerminkan kondisi di Kutai Timur dan Kalimantan Timur, baik untuk pekerja informal maupun pekerja formal. Serta tidak ada pekerja yang tertinggal dalam transisi energi yang adil dengan menciptakan pekerjaan yang lebih layak, mensejahterakan pekerja dan keluarganya secara adil dalam bingkai Pancasila berkelanjutan.

 

(Bambang)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *