Indonesiainvestigasi.com
Banda Aceh – Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 kembali menggema, ratusan buruh dan jurnalis turun ke jalan menyuarakan aspirasi mereka. Aksi ini dipusatkan di depan Masjid Raya Baiturrahman, dengan berbagai tuntutan yang mencerminkan perjuangan kaum pekerja.
Sejak pagi, massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Buruh Aceh berkumpul dengan semangat membara. Mereka membawa berbagai spanduk dan poster yang menyoroti isu-isu perburuhan, mulai dari perlindungan terhadap UU Ketenagakerjaan yang baru, penolakan terhadap sistem kerja outsourcing, hingga desakan agar pemerintah menjalankan Qanun Tenaga Kerja Nomor 1 Tahun 2024 secara optimal.
Tak hanya itu, para buruh juga menuntut upah layak, pengesahan UU Pekerja Rumah Tangga, serta komitmen pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Isu lokal seperti; perlindungan sosial bagi pekerja informal, termasuk pekerja warung kopi, juga menjadi sorotan utama dalam aksi ini.
Dalam aksi yang berlangsung damai ini, perwakilan DPR Aceh turut hadir untuk mendengar langsung aspirasi para buruh. Sementara itu, surat permohonan audiensi telah dilayangkan kepada Gubernur Aceh, dengan harapan pemimpin daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan pekerja.
Selain aksi demonstrasi, peringatan May Day di Banda Aceh juga diramaikan dengan berbagai kegiatan, seperti talkshow di radio, audiensi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Aceh, serta konvoi mengelilingi kota sebagai bentuk kampanye kesadaran publik. Bahkan, para jurnalis turut serta dalam aksi ini dengan menggelar gowes bersama, membawa pesan penting tentang perlindungan terhadap pekerja media dan stop kekerasan terhadap jurnalis.
Dengan tema “Merajut Kolaborasi Wujudkan Aceh Sejahtera”, peringatan May Day tahun ini menjadi momentum bagi buruh dan pekerja untuk terus memperjuangkan hak-hak mereka. Semangat solidaritas yang ditunjukkan dalam aksi ini menjadi bukti bahwa perjuangan buruh di Aceh masih terus berlanjut, dengan harapan akan tercipta kebijakan yang lebih berpihak kepada kaum pekerja.
May Day bukan sekadar peringatan, tetapi juga panggilan bagi semua pihak untuk bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan sejahtera. Aceh telah berbicara sekarang, giliran pemerintah untuk mendengar.
Nurhalim