Indonesia Investigasi
Banda Aceh, 17 Desember 2024 – Marzuki Y, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Utara dari fraksi Partai Adil Sejahtera (PAS) dan Ketua Forum Kakao Aceh Utara (FKAU), menghadiri kegiatan FGD Penyusunan Dokumen Peta Jalan Pengembangan Kakao Aceh Bersama dengan Forum Kakao dan Petani Kakao, yang diadakan di Hotel The Pade, Banda Aceh.
Marzuki memberikan tanggapannya dalam sesi diskusi, bahwa kurang lebih 20 tahun telah menjadi petani kakao, saat ini dipercaya sebagai Ketua FKAU. Mengajak segenap anggota Forum Kakai Aceh (FKA) terus mengawal isu ini agar pemerintah lebih memperhatikan, membangun, dan mensinergikan forum ini dengan memberikan peran kepada dayah-dayah di Aceh.
Ia juga menekankan bahwa lahan kakao bisa menjadi aset masa depan dayah-dayah di Aceh, “Kelak kita berharap para santri bukan saja menjadi petani kakao yang handal tapi juga memiliki finansial yang mumpuni dalam pengembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa panen kakao bisa dilakukan setiap hari dengan metode pembibitan yang tepat dan pemanfaatan teknologi pertanian modern.
Marzuki menyambut baik adanya langkah strategis dari pemerintah pusat dengan membangun lokalisasi pembudidayaan hewan gajah seluas lebih kurang 20.000 hektar di Aceh, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya gangguan dari gajah saat menggarap lahan kakao. “Dengan sinergi yang baik, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk pertanian kakao di Aceh,” tutup Marzuki.
Lalu, mengajak seluruh stakeholder untuk berperan aktif dalam mendukung program-program yang dirancang oleh FKA, melalui kolaborasi antara pemerintah, petani, dan lembaga pendidikan termasuk dayah-dayah di Aceh. “Kita perlu memastikan bahwa setiap program yang kita jalankan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi petani kakao,” tambahnya.
Selain itu, ia berharap segenap pihak dan para santri dayah di Aceh diberikan pembekalan seperti: pelatihan dan pendampingan agar mereka memiliki keterampilan serta edukasi. “Dengan pengetahuan dan keterampilan yang tepat, para santri dapat mengembangkan usaha pertanian kakao menjadi lebih produktif dan berkelanjutan,” jelasnya.
Terakhir, Marzuki menyampaikan agar pertemuan ini menjadi titik awal dari langkah-langkah konkret untuk memajukan sektor kakao di Aceh menjadi komoditas. “Mari kita bersama-sama bekerja keras untuk mewujudkan visi kita, yaitu menjadikan Aceh sebagai salah satu produsen kakao terkemuka,” pungkasnya..(*).
Dahrul