Indonesia Investigasi
Nanggroe Lumpoe adalah sebuah Nanggroe yang Indah, Alamnya yang masih asri dan kehidupan masyarakat yang rukun, jiwa sosial yang tingi, kekompakan serta kepedulian yang luar biasa serta adat peumulia jamee masih sangat kental di sini.
Warung kopi adalah tempat favorit para lelaki, di Nanggroe Lumpoe pemuda hingga orang tua selalu menghabiskan waktu senggang di warung kopi.
Pagi, siang, malam hingga dini hari warung-warung kopi di Nanggroe Lumpoe tidak pernah sepi. Di balik ketenangan dan kedamaian Nanggroe Lumpoe, ada orang-orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk kepentingan pribadi.
Seorang elite mafia setempat melihat kesempatan emas di sini, kebaikan dan ketulusan warga Nanggroe Lumpoe di manfaatkan dengan baik.
Hal ini bermula saat Perang berkecamuk di Nanggroe Lumpoe. Syahdan, Saat Perang besar terjadi di Nanggroe Lumpoe, banyak masyarakat yang menjadi korban, hingga kaum laki-laki di Nanggroe Lumpoe terpaksa harus pergi merantau, Dan sebagian lagi tetap bertahan di dalam Nanggroe untuk melanjutkan perjuangan demi Kemerdekaan Nanggroe Lumpoe.
Para pemuda yang berada di luar Negeri ramai-ramai menyumbang uang untuk perjuangan Negeri Lumpoe, tetapi pada akhirnya nikmati oleh mafia elite. Mafia elite mulai membangun raksasa kerajaannya Di luar Negeri.
Milyaran uang para Pemuda Negeri Lumpoe tidak pernah sampai tujuan. Penipuan besar-besaran di lakukan sang mafia elite, hingga dia bisa kaya raya dari hasil sumbangan tersebut. Dan Nanggroe Lumpoe hanya kecipratan secuil saja dari hasil kerja para pemuda yang dengan tulus ikhlas menyumbang untuk Nanggroe Lumpoe.
Setelah perang usai, Sang Mafia kembali ke. Nanggroe Lumpoe. Beliau dengan bangga membawa pulang ribuan pin dengan gambar Gampong Lumpoe. Para Pejuang pun berang, mereka membuang pin tersebut di hadapan sang mafia sambil mencaci maki dan menuntut kembali uang sumbangan dari para pemuda Luar Negeri.
Tetapi apa hendak di kata, kemarahan para pejuang akhirnya padam karena sang Panglima meredam keadaan, hingga pada akhirnya sang mafia berhasil membujuk dan merayu panglima sampai mafia tersebut berhasil menduduki Posisi sebagai Wedana di bagian Nanggroe Lumpoe.
Dia berhasil menipu Rakyat Negeri Lumpoe di luar Negeri, dan kembali menipu Sang Panglima di dalam Negeri, penipuan pun terus berlanjut tanpa henti, sampai hari ini dan seterusnya.
Ketika sang mafia (wedana) tersebut kehilangan jabatan dan kepercayaan dari para petinggi, dia mulai menghasut masyarakat, mengaet para Ulama yang ada di Nanggroe Lumpoe untuk mendapatakan simpati dari masyarakat luas.
Tak-tik ini berhasil, berkat para ulama simpati masyarakat pun bertambah. Beliau kembali mencalonkan diri sebagai wedana secara independent, walaupun pada akhirnya beliau kalah. Dan dalam hal ini beliau menuduh tim lain curang hingga persoalan tersebut sampai ke meja hijau.
Namun pada akhirnya beliau kalah dalam tuntutannya, saksi dan pembawa saksi yang di janjikan upah pun di lupakan. Seakan tidak ada yang terjadi, beliau melupakan tanggung jawab dan janjinya kepada mereka.
Padahal sebelumnya, saksi dan pembawa saksi ini di ancam oleh pihak lawan dengan ancaman yang serius hingga mereka harus meninggalkan Kampung halaman mereka untuk sementara waktu di karenakan nyawa mereka terancam.
Baru-baru ini di Negeri yang lain, ada juga yang menjanjikan hadiah yang besar bagi siapa saja yang mendapatkan pelaku money politik. Percayalah itu hanya sekedar janji, karena hal ini sudah pernah di lakukan orang sebelumnya, namun pada akhirnya itu hanyalah sebuah kebohongan yang nyata.
Jangankan manusia yang masih hidup, orang yang sudah meninggal sekalipun tidak luput dari dusta mereka. Janji yang manipulatif dari wedana, sehingga keluarga harus menanggung beban yang berat setelah kepergian tulang punggung keluarga tercinta.
Hari ini, beliau sudah tidak di dalam Nanggroe lagi, beliau terpilih sebagai Dewan Keamanan Dunia (PBB) yang mewakili Nanggroe Lumpoe. Tipuan dan fee dalam setiap proyek yang ada di Nanggroe Lumpoe pun tidak luput.
Bahkan dalam satu peristiwa, asisten PBB dari perwakilan Nanggroe Lain di tangkap. Tetapi di dalam Nanggroe lumpoe beliau kalang kabut, segala berkas penting yang menggunung di sembunyikan pada beberapa orang kepercayaan. Hingga sang istri pun ikut andil dalam menyembunyikan berkas-berkas berharga dalam bentuk surat – menyurat. Hingga pada akhirnya…
Bersambung..!!!
Note : pada episode ke II, cerita akan lebih menarik dan lebih heboh. Kita akan kupas semuanya. Tapi ingat, ini hanya sekilas cerita di Nanggroe lumpoe, bukan Nanggroe nyata.
Teuku Fajar Al-Farisyi