Palembang, Sumatera Selatan – Dengan tekad yang kuat, Prada Muhammad Shabilla Alhaqim, seorang anak gembala sapi dari Bangka Barat, berhasil mewujudkan impian menjadi prajurit TNI AD.
Kolonel Arh Saptarendra P, ST, MM, dalam rilisnya di Palembang, Sumsel, pada Kamis (14/03/2024), mengungkapkan prestasi Shabilla yang menjadi salah satu prajurit TNI AD yang dilantik di Rindam II/Swj dengan pangkat Prajurit Dua.
“Pada hari Rabu (13/04/2024), Shabilla bersama 115 rekannya dilantik menjadi prajurit TNI AD oleh Kasdam II/Swj, Brigjen TNI Ruslan Effendy, S.I.P.,” ujar Kolonel Saptarendra.
“Meskipun Pangdam II/Swj, Mayjen TNI Yanuar Adil sedang berada di Jakarta karena kegiatan rapat di BNPB dan Kementerian Pertanian yang tidak bisa ditinggalkan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kolonel Saptarendra menjelaskan bahwa Shabilla telah mengikuti seleksi menjadi tentara dua kali sebelum akhirnya berhasil.
“Meskipun mengalami kegagalan sebelumnya, tetapi dengan ketekunan dan doa restu dari orang tua, Shabilla berhasil lulus seleksi dan mewujudkan cita-citanya sebagai prajurit TNI AD,” ungkapnya.
“Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dan gembala sapi di kampungnya, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga,” tambah Kolonel Saptarendra.
Shabilla menyatakan bahwa motivasinya menjadi tentara adalah untuk membanggakan orang tua.
“Kami berasal dari keluarga sederhana yang sekarang menjadi keluarga abdi negara,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca di hadapan ayahnya, di Rindam II/Swj, Lahat, Sumsel (Rabu, 13/03/2024).
Shabilla, lulusan SMKN 2 Sragen, mengungkapkan bahwa keinginannya untuk menjadi tentara sudah ada sejak kecil.
“Tentara itu gigih, tangguh, dan pemberani. Sejak SD saya aktif dalam organisasi untuk mempersiapkan diri menjadi tentara suatu hari nanti,” katanya, sambil ditemani oleh ayah dan ibunya.
“Keanggotaan saya di pramuka menjadi modal untuk mendaftar menjadi tentara. Saya terus memperbaiki diri dan berlatih, dan akhirnya setelah dua kali mencoba, saya berhasil,” tegas pemuda berusia 19 tahun tersebut.
Ayah Shabilla, Jumakir Ahmad Purwadi, menyampaikan rasa syukur keluarganya atas pencapaian anaknya.
“Sejak dulu, saya berharap anak saya menjadi anak yang berguna bagi bangsa, negara, agama, dan keluarga,” ujarnya, sambil mengenakan sepatu yang belum sempurna dan jas yang dipinjam dari tetangga.
“Hari ini adalah hari bersejarah bagi kami karena anak kami telah dilantik menjadi abdi negara (tentara),” tambah pria berusia 44 tahun itu.
Kesederhanaan Jumakir terlihat dari kondisi sepatu dan jas yang ia kenakan, namun dia berharap bahwa pencapaian anaknya akan menjadi inspirasi bagi orang lain meskipun berasal dari keluarga sederhana.
(Jumardin)