Lima Hari Sekolah di Pekalongan, Bupati Fadia Arafiq: Jangan Sampai Anak-anak Meninggalkan Kewajiban Belajar Agama

 

Indonesia Investigasi 

 

KAJEN – Indonesia investigasi.com – Pemerintah Kabupaten Pekalongan saat ini tengah melakukan uji coba penerapan sistem lima hari sekolah di sejumlah satuan pendidikan. Uji coba ini dilakukan untuk melihat efektivitas pelaksanaan dan dampaknya terhadap kegiatan belajar mengaji di TPQ, yang menjadi bagian dari identitas Pekalongan sebagai kota santri.

Bacaan Lainnya

 

Bupati Pekalongan, Dr. Hj. Fadia Arafiq, S.E., M.M., menegaskan pihaknya tidak ingin penerapan lima hari sekolah menghilangkan tradisi anak – anak belajar agama di sore hari.

 

“Kita tidak boleh lupa bahwa Kabupaten Pekalongan adalah kota santri. Anak-anak biasanya sepulang sekolah juga belajar di TPQ. Hal itu tidak boleh hilang,” ujarnya, Jumat (8/8/2025) kemarin.

 

Fadia menjelaskan, uji coba saat ini dilakukan di 175 sekolah dengan masa percobaan enam bulan dan evaluasi setiap tiga bulan.

 

“Kalau hasil evaluasi menunjukkan jam mengaji terganggu, kita akan lakukan perbaikan atau bahkan kembali ke enam hari sekolah,” tegasnya.

 

Ia juga menegaskan bahwa program ini belum terkait dengan aspirasi dari organisasi atau partai tertentu.

 

“Sejauh ini belum ada pertemuan resmi dari NU atau PKB. Namun, kami sudah berdiskusi internal bahwa identitas kota santri harus tetap terjaga,” katanya.

 

Bupati berharap penyesuaian jadwal pembelajaran dapat dilakukan agar anak-anak tidak kelelahan, tetap berprestasi di sekolah, dan tidak meninggalkan kewajiban belajar agama.

( ARI)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *