Indonesia Investigasi
Tanjung Barat – Harga sembako yang tidak stabil dan anjloknya harga pinang menjadi sorotan warga Margo Rukun dan sekitarnya, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjung Barat, Jambi. Kenaikan harga bahan pokok seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih telah membebani perekonomian masyarakat, sementara harga pinang, salah satu komoditas utama daerah tersebut, terus turun, memperburuk kondisi petani setempat.
Mislani, Ketua RT 03, menyuarakan kekhawatirannya atas ketidakstabilan harga yang sangat memberatkan warganya. “Harga sembako semakin tidak terkendali. Cabai sekarang saja sudah mencapai Rp 40.000 per kilogram, bawang putih sekitar Rp 38.000, dan bawang merah juga naik jadi Rp 28.000 per kilogram. Sementara itu, harga pinang yang dulunya bisa mencapai Rp 18.000 per kilogram, kini jatuh hingga Rp 3.000 bahkan sehingga Rp 5.000. Ini membuat banyak petani kesulitan untuk bertahan hidup,” tegas Mislani.
Lebih lanjut, Mislani mengungkapkan bahwa kondisi ini tak hanya mempengaruhi petani, tetapi juga para pedagang sembako. “Para pedagang juga kesulitan, karena harga kebutuhan pokok semakin melambung tinggi. Sementara daya beli masyarakat menurun drastis, membuat perdagangan menjadi lesu,” tambahnya.
Katiyem, salah satu penjual sembako di wilayah tersebut, mengungkapkan bahwa kenaikan harga sembako membuat pelanggan mulai mengurangi pembelian. “Harga sayur-mayur, seperti terong, sekarang mencapai Rp 15.000 per kilogram bahkan sehingga Rp 20.000. Ini membuat warga semakin kesulitan. Pembeli sekarang jarang membeli dalam jumlah besar, mereka harus memilih barang yang benar-benar penting saja,” kata Katiyem, menambahkan bahwa situasi ini mengancam keberlangsungan usaha kecil seperti miliknya.
Kepala Desa Margo Rukun, Pak Ali, menyatakan bahwa masalah ketidakstabilan harga sembako dan anjloknya harga pinang telah menjadi isu serius yang membutuhkan perhatian segera. “Kami sudah mencoba berkoordinasi dengan berbagai pihak, tetapi sampai sekarang belum ada solusi yang benar-benar membantu. Harga terus naik, sementara pendapatan masyarakat tetap, bahkan cenderung turun. Kami harap pemerintah bisa segera turun tangan untuk menstabilkan harga dan memberi solusi untuk petani pinang,” jelas Pak Ali.
Di sisi lain, Ketua Ormas setempat, Rimeks; mengaku bahwa tidak ada pergerakan dari pihak manapun untuk menghadapi situasi ini. “Sampai saat ini, tidak ada langkah konkret yang diambil. Masyarakat semakin terjepit oleh kondisi ekonomi yang semakin sulit. Ini tidak bisa terus dibiarkan tanpa adanya tindakan nyata dari pemerintah maupun pihak terkait,” ucap maslani dengan nada kecewa.
Masrani, salah satu tokoh masyarakat sekaligus Ketua RT 03 parit sepakat, menambahkan bahwa kondisi semakin parah karena belum terbentuknya program-program bantuan atau dukungan dari pemerintah atau lembaga terkait. “Tidak ada sama sekali bentuk bantuan dari pihak instansi2 maupun / lembaga lainnya untuk membantu masyarakat menghadapi masalah ini. Kami hanya bisa berharap ada kebijakan yang segera dilaksanakan untuk membantu warga keluar dari krisis ini,” tegasnya.
Warga Margo Rukun kini menunggu tindakan nyata dari pemerintah untuk membantu mengatasi kenaikan harga sembako dan memperbaiki kondisi para petani yang terdampak anjloknya harga pinang. Dengan semakin mendesaknya situasi ini, masyarakat berharap agar pemerintah segera memberikan solusi yang dapat meringankan beban ekonomi mereka. [Jurnalis; Apriandi Tj]