Indonesiainvestigasi.com
Labuhanbatu – Sumatera Utara –31 Oktober 2025Gelombang kritik tajam kembali menghantam jajaran Polsek Bilah Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Kapolsek Bilah Hulu AKP Redi Sinulingga menjadi sorotan publik setelah bungkam seribu bahasa ketika dikonfirmasi terkait maraknya peredaran narkoba jenis sabu yang disebut-sebut semakin menggila di Dusun Mualmas, Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu.
Informasi di lapangan menyebutkan bahwa peredaran sabu di kawasan tersebut diduga dikomandoi oleh seorang pria bernama Naffiii, yang namanya sudah tidak asing di telinga masyarakat setempat. Aktivitas gelap itu disebut berlangsung terang-terangan tanpa adanya tindakan tegas dari aparat setempat. Hal ini menimbulkan kecurigaan publik akan adanya dugaan pembiaran dari pihak kepolisian, khususnya di bawah komando AKP Redi Sinulingga.
“Kami sudah bilang dari dulu bang, Kapolsek Bilah Hulu itu nggak bakal mampu melumpuhkan si Naffiii. Mungkin karena ada sesuatu di balik diamnya itu,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya kepada awak media, Jumat (31/10/2025).
Warga juga menyesalkan lemahnya tindakan kepolisian di wilayah tersebut. Menurut mereka, keberadaan jaringan sabu yang diduga dikendalikan Naffiii telah merusak moral dan masa depan generasi muda, khususnya para remaja di sekitar Dusun Mualmas.
“Setiap malam ada saja aktivitas mencurigakan. Orang keluar masuk bawa motor ke rumah-rumah tertentu. Kami khawatir anak-anak muda di sini jadi korban. Tapi Kapolsek seolah tutup mata.” lanjut warga itu dengan nada geram.
Kemarahan masyarakat semakin memuncak karena hingga kini tidak ada langkah nyata dari Polsek Bilah Hulu untuk menindak tegas para pelaku yang sudah meresahkan warga. Publik pun menilai bahwa AKP Redi Sinulingga gagal menjaga wilayah hukumnya, bahkan dinilai tak mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat yang sudah sekian lama berharap adanya tindakan tegas.
Banyak kalangan kemudian mendesak Satuan Narkoba Polres Labuhanbatu maupun Kodim 0209/LB untuk turun langsung dan menangkap Naffiii serta membongkar jaringan di belakangnya. Desakan ini mencerminkan rasa frustrasi masyarakat terhadap kinerja aparat di tingkat Polsek yang dianggap mandul dalam penegakan hukum.
“Kalau pihak Polsek sudah tak mampu, kami minta Satnarkoba Polres atau bahkan Kodim yang turun tangan. Jangan biarkan peredaran sabu menghancurkan kampung kami,” tegas warga lainnya.
Dalam konteks yang lebih luas, publik juga menilai bahwa fenomena ini menjadi cermin lemahnya pengawasan internal Polres Labuhanbatu terhadap jajaran bawahannya. Oleh karena itu, masyarakat mendesak Kapolres Labuhanbatu AKBP Choky Sentosa Meliala dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, S.I.K., M.H. untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolsek Bilah Hulu.
“Kapolres dan Kapolda jangan tinggal diam. Ini menyangkut citra kepolisian dan kepercayaan masyarakat. Jika benar ada pembiaran, maka sudah selayaknya dilakukan evaluasi dan penindakan tegas terhadap Kapolsek Bilah Hulu,” tegas tokoh masyarakat Bilah Hulu kepada media.
Situasi di Dusun Mualmas kini menjadi buah bibir di kalangan warga Labuhanbatu. Mereka berharap penegak hukum di tingkat provinsi hingga pusat dapat turun langsung, agar wilayah mereka tidak terus menjadi sarang peredaran sabu yang menghancurkan masa depan anak bangsa.
Publik kini menanti langkah konkret dari aparat penegak hukum — apakah benar ada keberanian untuk membongkar jaringan narkoba di Dusun Mualmas dan menindak siapa pun yang terlibat, termasuk apabila ada oknum aparat yang bermain di belakangnya. Karena bagi masyarakat, diamnya Kapolsek Bilah Hulu adalah tanda tanya besar yang belum terjawab.
Penulis : Chairul Ritonga
 








