Indonesia Investigasi
Aceh Tamiang, Aceh – Terkait pernyataan Panglima TNI, Jendral Agus Subianto sebut eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam partai lokal berpotensi kisruh di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Aceh mendatang.
Juru Bicara (Jubir) Partai Aceh (PA) juga mantan Dan Ops GAM wilayah Teumieng atau Aceh Tamiang masa Darurat Militer di Aceh berikan tanggapan dan sangat menyesalkan pernyataan terkesan tidak memahami perjalanan politik di Aceh pasca MoU Helsinki.
“Saya minta kepada Jendral TNI Agus Subianto untuk mempelajari dan fahami kandungan Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan GAM sebelum keluarkan pernyataannya soal Aceh,” tegas Murtala, Sabtu (23/03/24).
Menurut Jubir Partai Aceh itu, dalam butir-butir MoU Helsinki telah dituang secara jelas dan telah disepakati kedua belah pihak, selanjutnya sepakat ditandatangani bersama disaksikan Internasional dan telah diimplementasikan selama 19 tahun, artinya Eks GAM telah ikhlas tidak lagi tuntut kemerdekaan dari pemerintah RI.
“Kami dari eks kombatan GAM sangat-sangat berkomitmen menjaga dan memelihara perdamaian itu demi terwujudnya damai dan membangun kehidupan berdampingan di Bumi Serambi Mekkah, pantaskah pejabat nomor satu di TNI bicara seperti itu,” tanya Jubir PA wilayah Teuming itu.
Murtala menilai, pernyataan Jendral TNI Agus Subianto itu terkesan menyulut kisruh dan indikasi propaganda perpecahan terhadap situasi Aceh sangat kondusif serta damai, dimana telah hidup berdampingan semua pihak, baik TNI/Polri, Eks kombatan GAM, dan masyarakat.
Eks Kombatan GAM wilayah Teumieng itu mengungkapkan, Partai Aceh merupakan wadah bagi eks kombatan GAM, masyarakat eks korban konflik, serta eks tahanan politik atau narapidana politik (Tapol atau Napol menjadikan kendaraan politik mewujudkan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Aceh.
“Eks kombatan GAM, masyarakat eks korban konflik, serta eks tapol atau napol Aceh selama ini telah berpolitik cerdas sesuai UU disahkan Pemerintah RI mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di Aceh dengan damai dan sinergis,” ungkap Murtala melalui rilisnya.
“Kami di Aceh sangat tulus menjaga perdamaian dan selalu menjaga serta memelihara implementasi MoU Helsinki, i’tikad baik kami untuk semua itu berjalan jangka panjang, kami minta jangan di nodai kembali pak Jendral,” pinta Eks Komandan Operasi GAM Teumieng masa Darurat Militer Aceh.
Hal itu terbukti, tambah Jubir PA wilayah Teumieng, untuk Presiden saja pihak KPA dan PA pusat beserta jajaran seluruh Aceh mendukung Prabowo/Gibran untuk pimpin RI kedepan demi menjadikan Aceh lebih baik kedepan dalam damai dibawah bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kami juga minta kepada pak Jendral agar benar-benar mempelajari dengan seksama kandungan MoU Helsinki terkait pembentukan partai lokal dan tujuan didirikan partai lokal di Aceh,” tambah Jubir PA Teumieng tersebut.
Maka dari itu, Murtala tegaskan kepada Jendral Agus Subianto untuk tidak menciptakan potensi konflik baru antara pihak eks kombatan GAM dengan TNI/Polri di Aceh kedepannya karena barangkali belum fahami benar-benar situasi Aceh.
“Kami berpolitik santun dan menghargai hak rakyat dalam menentukan pilihan mereka di Pemilu pada 14 Februari lalu, jika kami egois dan berbuat sesuai tudingan pak Jendral Agus Subianto, tidak ada kursi parlemen untuk partai nasional di Aceh,” papar Murtala mengakhiri.*
SAP