Cilacap, Jawa Tengah – Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (TJKPD) Kabupaten Cilacap bersama Loka POM Banyumas melakukan monitoring keamanan pangan di sejumlah pasar tradisional menjelang Natal 2023 dan tahun baru 2024. Tujuannya untuk memastikan bahan dan komoditas pangan yang dijual bebas dari bahan kimia berbahaya yang dapat merusak kesehatan.
Namun, hasil monitoring menunjukkan bahwa masih ada komoditas pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya, seperti tahu yang mengandung pewarna kain rhodamin b, serta ikan teri nasi dan ikan asin yang mengandung pengawet formalin. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi TJKPD Cilacap.
Plt. Kepala Dinas Pangan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap, Luhur Satrio Muchsin, mengatakan bahwa pihaknya telah memberikan pembinaan dan edukasi kepada para pedagang untuk menjual pangan yang higienis, bermutu, dan tidak mengandung bahan kimia yang dilarang. Ia juga menghimbau kepada para pembeli untuk lebih teliti dan selektif dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi.
“Kami dari Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah itu memang rutin melakukan monitoring di pasar-pasar. Kali ini kita melakukan monitoring di pasar Sidodadi Cilacap,” ujar Luhur, Kamis (7/12/2023).
Luhur juga mengatakan bahwa TJKPD Cilacap tidak hanya melakukan monitoring di pasar Sidodadi, tetapi juga di sekitar 13 pasar lainnya yang tersebar di Cilacap, baik di Timur, Tengah, maupun Barat. Selain itu, ada juga pasar modern yang menjadi sasaran monitoring, seperti di Kroya, Majenang, Sidareja, dan lain sebagainya.
Pihaknya terus berupaya untuk mengawal ketersediaan dan stabilitas harga pangan di Kabupaten Cilacap, terutama menjelang hari-hari besar. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan operasi pasar untuk komoditas pangan tertentu, seperti cabai.
“Terkait fluktuasi harga pangan, ini kaitannya dengan inflasi, Pj. Bupati sudah memberikan arahan kepada dinas dan instansi terkait untuk melakukan langkah-langkah strategis. Seperti kami Dinas Pangan dan Perkebunan, kebagian operasi cabai. Kami menjual cabai yang kita intervensi harganya agar supaya tidak terlalu naik, dan itu cukup baik,” tutupnya.
(Jumardin)