Jangan Engkau Habiskan Usiamu Mengejar Nikmat yang Belum Tentu Sempat Engkau Nikmati

Almarhum ayahanda Tgk H Muhammad Yusuf bin Abdul Wahab(TUSOP).foto/istimewa.

Indonesia Investigasi 

 

KATA-KATA ini kini mengalir deras di berbagai media sosial, status WhatsApp, hingga khutbah-khutbah Jumat. Kalimat yang menohok itu milik Almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab, seorang ulama kharismatik Aceh yang telah berpulang ke Rahmatullah, namun warisan hikmahnya terus hidup dan menggema.

 

Bacaan Lainnya

Di tengah dunia yang penuh ambisi, kompetisi, dan keserakahan, pesan beliau bagaikan rem angin bagi jiwa-jiwa yang lelah. Ia bukan sekadar pengingat, melainkan peringatan: bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dibakar oleh hal-hal fana yang belum tentu sempat kita genggam.

 

Sosok Ulama yang Hidup dalam Kesederhanaan, Wafat dalam Keharuman.

 

Almarhum Tgk. H. Muhammad Yusuf A Wahab bukanlah sosok yang gemar tampil di panggung popularitas. Tapi justru dari kesederhanaannya, lahir gelombang pengaruh yang besar. Ribuan umat mencintainya bukan karena pangkat atau gelar, tapi karena kelembutan dan keteguhan hatinya.

 

Setiap kali beliau bicara, hati kami terdiam, lalu menangis. Tapi bukan karena sedih—karena sadar,” ucap salah satu santri yang hadir dalam majelis terakhir beliau.

 

Warisan yang Tak Pernah Mati

 

Kini, walau jasad beliau telah tiada, nasihatnya terus mengalir. Diulang, disalin, dibagikan—dan diaminkan oleh ribuan, bahkan jutaan hati. Dari kampung terpencil di Aceh hingga diaspora Indonesia di luar negeri, semua bersaksi: almarhum telah meninggalkan lebih dari sekadar kata-kata. Ia meninggalkan arah.

 

Ingatlah, hidup ini bukan soal berapa yang kita kejar. Tapi berapa yang kita bawa pulang saat ajal menjemput.”

 

Semoga Allah menerima segala amal ibadah beliau, mengampuni segala khilafnya, dan menempatkannya di taman surga bersama para Nabi dan orang saleh. Aamiin.

 

Musliadi

Pos terkait