HRD dan Kementerian PU Respons Cepat Permintaan Waled Nu, Tinjau Abrasi Krueng Batee Iliek Samalanga

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD), bersama tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan juga Waled Nu, meninjau lokasi abrasi di aliran Krueng Batee Iliek, Samalanga, Kabupaten Bireuen, Jumat (14/11/2025).

 

Indonesia Investigasi

 

BIREUEN – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD), bersama tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), meninjau lokasi abrasi di aliran Krueng Batee Iliek, Samalanga, Kabupaten Bireuen, Jumat (14/11/2025).

Bacaan Lainnya

 

Kerusakan tepian sungai tersebut terjadi tepat di kawasan Dayah Ummul Ayman yang dipimpin Tgk. H. Nuruzzahri Yahya (Waled Nu), di Desa Mideun Jok, serta di kompleks Dayah Mudi Mesjid Raya (Mudi Mesra) 2 yang dipimpin Abu Syech H. Hasanoel Basry (Abu Mudi) di Gampong Putoh.

 

Saat peninjauan di belakang Dayah Ummul Ayman, HRD dan rombongan didampingi langsung oleh Waled Nu. Sementara ketika meninjau kerusakan di kawasan Dayah Mudi 2, rombongan turut ditemani salah satu putra Abu Mudi.

 

HRD mengatakan bahwa tindak lanjut ini merupakan bentuk respons atas permohonan Waled Nu dan para ulama di Samalanga yang khawatir dengan kondisi abrasi yang kian mendekati bangunan dayah.

 

“Alhamdulillah, atas aspirasi yang disampaikan Waled Nu, hari ini kami bersama pejabat Kementerian PUPR di bawah Dirjen SDA dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I melakukan peninjauan langsung,” ujar HRD.

 

Menurut HRD, situasi abrasi di dua titik tersebut sudah berada pada level yang sangat mengkhawatirkan. Jika tidak memperoleh penanganan cepat, keselamatan para santri dan warga sekitar dapat terancam, mengingat sejumlah bangunan berada sangat dekat dengan bibir sungai yang terus tergerus.

 

“Abrasi ini harus segera mendapat penanganan yang terukur dan berkelanjutan. Di dua dayah tersebut ada ribuan santri yang sedang belajar. Negara wajib hadir untuk memastikan keselamatan generasi penerus bangsa,” tegas HRD.

 

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala BWS Sumatera I, Asyari, MT, memastikan pihaknya akan menindaklanjuti permintaan tersebut.

 

“Prosesnya tentu membutuhkan waktu, namun penanganan akan segera kami mulai. InsyaAllah dalam waktu dekat kami lakukan langkah-langkah awal,” ujar Asyari.

 

Waled Nu menyampaikan apresiasi dan rasa syukur atas kesediaan HRD dan tim PUPR yang langsung turun ke lapangan meninjau kondisi abrasi tersebut.

 

“Alhamdulillah, mudah-mudahan persoalan ini dapat segera ditangani. Kami berterima kasih kepada HRD dan seluruh tim yang sudah hadir dan menunjukkan kepedulian,” ucap Waled Nu.

Selain melihat abrasi, rombongan juga meninjau Bendungan Krueng Batee Iliek. HRD, Waled Nu, dan masyarakat berharap bendungan tersebut dapat dikembangkan menjadi fasilitas penampungan air yang tidak hanya berfungsi mengairi sawah, tetapi juga dapat diolah menjadi air bersih untuk kebutuhan masyarakat di Samalanga, Simpang Mamplam, hingga sebagian wilayah Pidie Jaya.

 

“Kami berharap ada pembangunan fasilitas penampungan air di bendungan ini agar airnya bisa diolah menjadi air konsumsi bagi masyarakat,” harap Waled Nu.

 

Terkait hal itu, Kepala BWS Sumatera I menegaskan perlunya kajian mendalam sebelum langkah pengembangan dilakukan.

 

“Pengembangan bendungan sebagai sumber air bersih membutuhkan studi kelayakan yang komprehensif, termasuk melihat potensi, kendala, manfaat, serta ketersediaan dokumen seperti DED dari pemerintah daerah,” jelas Asyari.

 

Menurutnya, kajian yang matang akan memastikan proyek tersebut dapat berjalan efektif dan memperoleh pembiayaan sesuai kebutuhan.

 

 

Teuku Fajar Al-Farisyi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *