Indonesia Investigasi
JAKARTA — Prestasi luar biasa kembali lahir dari ujung barat Indonesia. Kepolisian Resor (Polres) Gayo Lues di bawah jajaran Polda Aceh berhasil mencatat sejarah baru dalam pemberantasan narkotika tingkat nasional, bahkan internasional.
Melalui Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba), Polres Gayo Lues sukses mengungkap jaringan narkotika terbesar sepanjang sejarah berdirinya kabupaten tersebut. Tidak hanya menggulung para pelaku, tetapi juga menyingkap ladang ganja raksasa yang selama ini tersembunyi di kawasan pegunungan terpencil.
Keberhasilan monumental ini menuai apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD), yang menilai bahwa apa yang dilakukan Polres Gayo Lues adalah bentuk nyata semangat juang bangsa dalam melawan narkoba.
“Perang melawan narkoba bukan sekadar tugas, tetapi perjuangan menjaga masa depan bangsa. Dan hari ini, Polres Gayo Lues menunjukkan bahwa semangat itu nyata,” ujar HRD kepada wartawan, Selasa (28/10/2025).
Berdasarkan data resmi Polres Gayo Lues, sepanjang Januari hingga Oktober 2025, Satresnarkoba berhasil mengamankan 1,95 ton ganja kering, 2,7 kilogram sabu, dan 28 butir ekstasi.
Selain itu, polisi juga menemukan ladang ganja seluas 60 hektare yang tersebar di 15 titik di empat kawasan pegunungan terpencil, area yang selama ini menjadi lokasi persembunyian jaringan narkotika berskala nasional dan internasional.
Operasi tersebut berujung pada penangkapan 56 tersangka, terdiri dari 22 pelaku jaringan ganja lintas negara (termasuk pelaku asal Malaysia), 30 tersangka kasus sabu, serta 4 pelaku dalam kasus ekstasi.
HRD mengapresiasi kepemimpinan Kapolres Gayo Lues, AKBP Hyrowo, yang dinilainya berhasil mengonsolidasikan semangat perang terhadap narkoba hingga ke wilayah-wilayah terjauh.
“Keberhasilan ini bukan hanya soal administrasi hukum, tapi cerminan komitmen moral aparat dalam melindungi rakyat dan menyelamatkan generasi muda dari kehancuran,” tegas HRD.
Politisi asal Aceh ini juga menyebut capaian Polres Gayo Lues sejalan dengan instruksi Presiden dan agenda prioritas nasional dalam memberantas narkoba hingga ke akar-akarnya, terutama di wilayah Aceh yang selama ini menjadi salah satu pintu masuk utama peredaran narkotika.
Lebih jauh, HRD menegaskan bahwa perang terhadap narkoba tidak boleh dibebankan hanya pada aparat penegak hukum. Menurutnya, masyarakat harus ikut menjadi benteng pertama dalam mencegah peredaran barang haram tersebut.
“Keluarga, sekolah, tokoh agama, dan pemuda semuanya harus terlibat. Ini bukan perang lembaga, ini perjuangan bangsa,” seru HRD.
Ia juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh personel Polres Gayo Lues yang telah menunjukkan dedikasi, profesionalisme, dan keberanian dalam menghadapi medan berat di pegunungan yang menjadi lokasi operasi.
Menutup pernyataannya, HRD menyebut capaian Polres Gayo Lues sebagai inspirasi nasional, bukti bahwa daerah kecil pun mampu melahirkan prestasi besar untuk negeri.
“Kami bangga. Teruslah menjaga integritas dan semangat ini. Salam presisi, salam sehat tanpa narkotika. Gayo Lues telah membuktikan, daerah kecil bisa membuat gebrakan besar untuk Indonesia,” pungkas HRD.(Fadjar/red).







