Jepara, Jawa Tengah – Fenomena equinox terjadi dua kali setiap tahun, di musim semi dan musim gugur, ketika sumbu bumi sejajar dengan sumbu matahari. Dampaknya tergantung pada lokasi geografisnya. Untuk di Indonesia sendiri akan terjadi pada hari ini Kamis, 21 Maret 2024 dan pada 23 September 2024.
Melansir dari beberapa sumber, Equinox tidak secara langsung memengaruhi cuaca, tetapi bisa mempengaruhi pola cuaca lokal. Di beberapa daerah, equinox bisa menjadi pemicu perubahan pola cuaca, seperti peningkatan atau penurunan suhu, angin kencang, atau hujan.
Sementara di jalur equator, durasi siang dan malam hampir sama pada equinox, sekitar 12 jam. Namun, semakin jauh dari equator, perbedaan durasi siang dan malam semakin signifikan. Di kutub, equinox bisa menjadi titik awal terbitnya matahari setelah malam polarnya yang panjang.
Fenomena equinox dapat memengaruhi beberapa makhluk hidup, terutama tanaman. Di beberapa tempat, equinox bisa menjadi sinyal bagi tanaman untuk mulai berbunga atau mempersiapkan diri untuk musim yang akan datang.
Meskipun equinox sendiri bukan penyebab langsung perubahan iklim, fenomena ini bisa menjadi acuan bagi ilmuwan untuk mempelajari perubahan iklim jangka panjang. Data mengenai suhu, curah hujan, dan kondisi atmosfer lainnya selama equinox dapat digunakan untuk memahami tren iklim yang lebih besar.
Secara keseluruhan, dampak fenomena equinox terutama terlihat dalam variasi cuaca lokal dan perubahan durasi siang dan malam di berbagai belahan bumi.
Sementara BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi fenomena equinox. Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap dampak yang disebutkan dalam isu yang sedang beredar.
Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan di tengah kondisi cuaca yang cenderung panas. Imbauan ini bertujuan agar masyarakat dapat mengantisipasi dan menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem dengan lebih baik.
(Red)