Indonesia Investigasi
BIREUEN – Halaman Pendopo Bupati Bireuen disulap menjadi panggung besar semangat dan budaya dalam gelaran Festival Bungong Jeumpa 2025, yang mencapai puncaknya pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi simbol kemeriahan masyarakat dalam menyambut Hari Anak Nasional dan menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia.
Mengangkat tema “Bungong Jeumpa sebagai Ikon Kabupaten Bireuen”, festival ini menjadi ruang apresiasi bagi seni tradisi, kreativitas anak-anak, dan geliat ekonomi masyarakat. Serangkaian lomba digelar sejak pagi hari, mulai dari lomba mewarnai untuk anak PAUD dan SD, kompetisi melukis, desain motif hias daerah, hingga lomba cipta mars Bireuen. Tak ketinggalan pula pertunjukan seni daerah dan pameran produk-produk unggulan UMKM Bireuen yang memikat perhatian pengunjung.
Sadriah, Ketua Umum Sanggar Meuligoe Jeumpa selaku penggagas kegiatan, menyebut festival ini sebagai ruang ekspresi kreatif bagi generasi muda dan pelaku usaha lokal.
“Ini bukan sekadar festival, tapi bentuk nyata pembinaan bakat sejak dini, mulai dari anak-anak PAUD hingga SMA. Kita juga ingin memberi panggung bagi warga yang punya produk lokal berkualitas,” ujarnya.
Ia menambahkan, festival turut melibatkan camat dan dinas-dinas terkait yang membuka stan sebagai bentuk evaluasi dan penguatan peran dalam mendukung UMKM di gampong-gampong.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Bireuen Ir. H. Razuardi, MT, menyampaikan bahwa festival ini bukan hanya ajang hiburan, melainkan bagian dari strategi membangun karakter generasi muda dan memperkuat identitas daerah.
“Budaya adalah akar dari pembangunan jiwa. Kita ingin menumbuhkan cinta anak-anak pada tanah kelahirannya, dan memberi ruang pada seni dan kreativitas masyarakat untuk tumbuh bersama Bireuen,” tegas Razuardi.
Ia juga menyoroti pentingnya dukungan terhadap sanggar seni, pelaku UMKM, serta kepala sekolah dan guru agar menjadi bagian dari proses menumbuhkan potensi generasi muda.
Festival Bungong Jeumpa 2025 menjadi oase budaya yang mempersatukan semangat kolaborasi lintas sektor, antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni. Pemerintah Kabupaten Bireuen berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan yang tidak hanya memperkaya warisan budaya, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan produk lokal.
Teuku Fajar Al-Farisyi