Indonesia Investigasi
BIREUEN – Festival Bungong Jeumpa 2025 resmi dibuka oleh Wakil Bupati Bireuen, Ir. H. Razuardi, MT, pada Sabtu (2/8/2025) di halaman Pendopo Bupati. Kegiatan yang berlangsung hingga 4 Agustus ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional dan menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.
Sejak hari pertama, ribuan pengunjung memadati lokasi festival. Mereka antusias menyaksikan berbagai lomba budaya dan kreativitas, sekaligus berbelanja produk-produk unggulan yang ditampilkan di stand UMKM dari berbagai kecamatan.
Stand gabungan Kecamatan Jangka dan Juli menjadi salah satu pusat perhatian pengunjung. Produk Pliek U dari Kecamatan Jangka, dan kerajinan tas serta dompet bermotif Pintu Aceh dari Kecamatan Juli, menjadi incaran utama para ibu rumah tangga.
Produk Pliek U dari Jangka dikenal luas di Bireuen sebagai yang terbaik. Kualitasnya tak diragukan lagi, diolah secara tradisional oleh masyarakat lokal, menghasilkan rasa autentik yang khas. Para ibu yang rutin belanja ke pasar-pasar tradisional di Bireuen bahkan sudah hafal betul aroma, tekstur, dan kelezatan khas Pliek U dari Jangka.
“Kami tetap menjaga proses pengolahan secara tradisional agar rasa Pliek U tetap alami dan otentik. Alhamdulillah, permintaan terus meningkat, bahkan sudah tembus ke Banda Aceh, Sabang, dan Sumatera Utara,” ujar Camat Jangka, Alfian, S.Sos.
Sementara itu, Kecamatan Juli menampilkan karya UMKM dari Gampong Cot Mesjid berupa tas dan dompet bermotif khas Aceh. Desain yang elegan dan pengerjaan yang rapi menjadikan produk ini banyak dilirik pengunjung festival.
“Kerajinan ini adalah hasil tangan-tangan kreatif masyarakat kami. Harapannya, produk ini bisa semakin dikenal dan mengangkat nama baik Kecamatan Juli serta Bireuen di tingkat provinsi bahkan nasional,” ujar Camat Juli, Doli Mardian S.E.,M.S.M.
Festival Bungong Jeumpa bukan sekadar hiburan, melainkan juga panggung nyata pemberdayaan ekonomi lokal. Keberhasilan produk UMKM dalam menarik perhatian publik menjadi bukti potensi besar yang dimiliki masyarakat Bireuen jika diberi ruang untuk tumbuh.
Teuku Fajar Al-Farisyi